Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemiri Sunan Energi Alternatif Modern

7 Agustus 2017   15:03 Diperbarui: 8 Agustus 2017   08:05 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: migasnesia.com

Krisis Energi dan Kebutuhan Masyarakat

Pertumbuhan penduduk baik domestik dan dunia tidak bisa dibendung demikian halnya dengan pertumbuhan sektor kontruksi/perumahan yang seiring dengan kebutuhan sarana transportasi yang identik dengan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM). Sementara kebutuhan terhadap BBM tersebut tidak bisa di tekan dan harus ada energi alternatif yang mampu menggantikannya atau sebagai subtitusi. Ilmu pengetahuan dan teknologi melakukan berbagai cara melalui pendekatan riset untuk menciptakan BBM baru dari sumber bahan bakar nabari (BBN) yang sangat melimpah di sektor pertanian.

Minyak merupakan energi penggerak utama mesin-mesin produksi. Sebagai negara industri baru, Asia Timur memakan konsumsi minyak yang sangat besar di dunia. Namun sayangnya konsumsi energi yang dihabiskan oleh negara-negara di Asia Timur ini tidak sebanding dengan sumber energi yang dimiliki. Besarnya energi yang didapat pada hasil bumi nasionalnya tidak dapat menutup kebutuhan energi secara keseluruhan. Oleh karena itu kemudian Asia Timur menjadi negara pengimpor minyak terbesar dengan menyaingi Amerika Serikat dan Eropa.

Mencermati produksi minyak Indonesia yang bersumber dari fosil selama dua dekade terakhir ini mengalami penurunan yang sangat drastis. Pada tahun 2002 produksi minyak mentah maupun kondensat sekitar 1,32 juta barel perhari dan pada tahun 2014, hanya 794.000 barrel minyak per hari (bmph), jauh dari puncak produksi Indonesia sebesar 1,6 juta BMPH pada tahun 1995.

Hal ini disebabkan antara lain karena menurunnya jumlah cadangan yang ada di perut bumi dan sebagian besar (90%) sumber minyak Indonesia adalah dari lapangan-lapangan tua. Kondisi demikian telah memaksa Indonesia pada tahun 2009 menjadi pengimpor minyak (net oil importer) untuk memenuhi permintaan domestik dan terus berlanjut hingga sekarang yang telah menjadi pengimpor minyak terbesar se-Asia Tenggara. 

Upaya pemerintah untuk menanggulangi krisis energi dilakukan antara lain dengan mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui (energi baru terbarukan) yang ramah lingkungan. Peranan energi baru dan terbarukan dalam kurun waktu 10 tahun

kedepan ditargetkan meningkat paling sedikit 23%, sementara peran minyak bumi kurang dari 25%. Pada tahun 2050 peranan energi baru dan terbarukan meningkat paling sedikit 31% sementara peranan minyak bumi menjadi kurang dari 20%.

Seiring dengan trend konsumsi energi semakin meningkat sementara ketersediaan energi berbahan fosil semakin terbatas. Ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap energi fosil dapat memicu terjadinya kelangkaan energi. Indonesia memiliki berbagai sumber energi terbarukan, diantaranya yang prospektif adalah biodiesel. Biodiesel dari kemiri sunan memiliki keunggulan dibandingkan sumber nabati lainnya, diantaranya rendemen yang tinggi, dapat tumbuh di lahan kritis, dapat menambah kesuburan tanah, dapat menyimpan karbon, dan memiliki umur produksi yang panjang. Pengembangan biodiesel dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku dan lahan, kepastian usaha dan peranannya dalam pemenuhan energi alternatif.

Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati yang memiliki potensi besar sebagai sumber bahan baku untuk biodiesel. Tingkat produktivitas yang dapat mencapai 8-9 ton minyak kasar atau setara dengan 6-8 ton biodiesel/ha/tahun memiliki nilai strategis terkait dengan program pemerintah dalam mencari alternatif sumber energi baru yang terbarukan. Pengembangan sumber energi terbarukan seperti yang berasal dari minyak nabati kemiri sunan merupakan salah satu alternatif dalam upaya memenuhi defisit energi untuk keperluan domestik sehingga Indonesia dapat keluar dari himpitan krisis energi.

Lahan-lahan yang telah terdegradasi di Indonesia dari tahun ke tahun luasnya semakin bertambah baik karena faktor alam maupun karena eksploitasi yang tidak terkendali. Disisi lain pengembangan tanaman sumber BBN terkendala karena keterbatasan lahan. Kajian yang telah dilakukan secara intensif terhadap karakteristik tanaman, minyak dan biodiesel yang dihasilkannya, serta daya adaptasinya yang sangat luas terhadap beragam agroekosistem yang ada di Indonesia, tanaman kemiri sunan memberikan harapan yang baik disamping sebagai sumber bahan baku biodiesel, juga dapat berfungsi sebagai tanaman konservasi untuk mereklamasi lahan-lahan marginal yang telah terdegradasi. 

Disamping itu, pengembangan tanaman kemiri sunan di lahan yang telah terdegradasi tidak hanya akan dapat meningkatkan nilai ekonomi lahan tersebut, tetapi juga dapat dijadikan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, serta mampu menyediakan kebutuhan energi bagi masyarakat sekitar maupun ke wilayah yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun