Seiring dengan kebutuhan pangan dunia yang semakin meroket baik untuk konsumsi keluarga dan industri, maka seluruh negara dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit dan berat terutama negara negara yang memiliki potensi sumberdaya alamnya sangat melimpah seperti Indonesia yaitu dihadapkan pada persaingan global produk di pasar (harga dan kualitas) dan memenuhi permintaan dunia dalam upaya meningkatkan nilai tambah petani (kesejahteraan) dan peningkatan devisa melalui jalur pasar domestik dan global.Â
Untuk menghadapi hal tersebut perlu perencanaan dan strategi yang kuat, efektif dan operasional yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian. Saat ini, negara tidak hanya dihadapkan pada permasalahan keterbatasan anggaran dalam mengelola dan memacu pembangunan pertanian, namun juga masih dihadapkan pada permasalahan hulu dan hilir yang belum terpecahkan secara maksimal.Â
Dalam situasi demikian, pilihan pilihan kebijakan, langkah dan program harus benar benar terarah dan fokus pada kebutuhan utama pasar dan masyarakat terutama komoditas pangan. Beban dan masalah pertanian tersebut harus menjadi tanggungjawab nasional mulai dari pusat hingga daerah dalam mengelola anggaran dan program pertanian dengan dukungan perencanaan yang visioner dan kerja keras seluruh pihak jika pertanian akan menjadi sektor yang siap menghadapi pasar global dimasa mendatang.
Capaian Produksi Pangan Strategis 2016
Ada 5 komoditas pangan strategis yang menjadi fokus pemerintah pada tahun 2016 yaitu padi, jangung, kedelai, bawang merah dan cabai yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat sepanjang waktu. Data menunjukkan, bahwa secara umum sepanjang 2 tahun terakhir yaitu 2015-2016 capaian produksi pangan strategis tersebut meningkat. Komoditas padi mengalami kenaikan produksi/pertumbuhan 4,9 persen yaitu dari 75,4 juta ton tahun 2016 meningkat menjadi 79,1 juta ton pada tahun 2016.
Namun, komoditas kedelai mengalami penurunan sebesar -8,06 persen dari 0,96 juta ton tahun 2015 menjadi 0,89 juta ton pada tahun 2016, komoditas jagung mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2016 sebesar 23,2 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 19,6 juta ton pada tahun 2015, sementara komoditas bawang mengalami kenaikan produksi/pertumbuhan sebesar 5,74 persen dibandingkan tahun tahun 2015 yaitu 1,2 juta ton menjadi 1,3 juta ton pada tahun 2016, demikian halnya dengan komoditas cabai juga mengalami peningkatan produksi dari 1,9 juta ton tahun 2015 menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2016 atau naik sebesar 9,95 persen.Â
Tentu kenaikan 4 komoditas dari 5 komoditas utama ini merupakan prestasi bagai pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah serta petani walaupun 1 komoditas yaitu keelai mengalami penurunan sebesar -8,06 persen yang diakibatkan oleh beberapa kendala yaitu iklim La Nina, minat petani yang berkurang terhadap komoditas tersebut karena faktor teknis (sulitnya pemeriharaan) dan non teknis (harga kurang kompetitif).Â
Dalam mengahadapi penurunan komoditas kedelai tersebut pemerintah mengambil langkah strategis ke depannya yaitu melalui (1) penambahan luas tanam, (2) mitigasi/adaptasi perubahan iklim dan (3) regulasi penetapan harga pemebelian pemerintah (HET). Tentu 3 langkah solusi tersebut harus diikuti oleh pengembangan riset komprhensip terutama dari sisi teknis mengingat komoditas kedelai memebutuhkan penanganan yang ekstra dari sisi budidaya.Â
Capaian Produksi Kokoditas Peternakan 2016
Selain fokus pada 5 komoditas startegis pangan dan hortikultura, pemerintah juga fokus pada pencapaian produksi komoditas peternakan sebagai sumber protein utama yaitu daging sapi/kerbau, telur unggas, daging unggas dan daging kambing/domba. Dari 4 komoditas peternakan tersebut secara umum mengalami peningkatan produksi sepanjang tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. Daging sapi/kerbau mengalami peningkatan produksi dari 0,54 juta ton tahun 2015 meningkat menjadi 0,56 juta ton pada tahun 2016 atau mengalami kenaikan sebesar 3,7 persen, telur unggas mengalami kenaikan produksi sebesar 3,92 persen dari sebelumnya tahun 2015 1,84 juta ton menjadi 1,91 juta ton pada tahun 2016, sementara itu produksi daging unggas mengalami peningkatan produksi dari 2,06 juta ton pada tahun 2015 menjadi 2,14 juta ton pada tahun 2016 atau megalami peningkatan produksi sebesar 3,93 persen, demikian halnya dengan produksi daging kambing/domba meningkat sebesar 5,02 persen dari sebelumnya 0,10 juta ton pada tahun 2015 menjadi 0,11 persen pada tahun 2016.
Capaian Produksi Komoditas Perekbunan 2016