Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sektor Pertanian dan Pertumbuhan Ekonomi

11 Oktober 2016   15:44 Diperbarui: 11 Oktober 2016   15:50 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan pertanian seiring dengan keamjuan teknologi pendukungnya terutama kemajuan industri, jasa dan kontruksi. Indonesia pada periode awal pembanguna  khususnya pada masa Soeharto kurang lebih 32 tahun lebih bertumpu pada pembangunan pertanian dalam pengertian fokus pada stabilitas pangan yaitu dengan program swasembada dan belum melakukan maksimalisasi dari sentuhan inovasi teknologi khususnya dari aspek mekanisasi dan teknologi pasca panenya.

Pemenuhan kebutuhan pangan baru bertumpu pada pemenuhan kebutuhan domestik dan memenuhi permintaan pasar dinia khsusnya dari kawasan Asia, sehingga nilai tambah pada saat itu belumlah maksimal dari devisa sektor pertanian. Melihat dari kondisi demikian pertanian memerlukan sentuhan dan pengelolaan yang lebih komprhensip dengan menyertakan teknologi mekanisasi, pasca panen dan budidaya sebagai faktor penting dalam upaya kemajuan sektor pertanian ke depan.

Pada prinsipnya sektor pertanian hingga saat ini masih memegang peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya menopang pembangunan ke depan sekaligus sebagai sumber devisa yang strategis. Konsep dan model pendekatan serta pengelolaan pertanian harus mempertimbangkan aspek aspek penting sebagai berikut:

Pertama, kemajuan teknologi dan peetumbuhan sektor lain terutama kaitanya dengan meningkatnya permintaan dunia terhadap pangan dan berbagai turunan produk produk pertanian baik hortikultura dan pangan. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dijadikan sebagai ruang untuk menembus pasar lintas Asia harus dimaksimalkan peluangnya yaitu dengan melakukan perubahan perubahan dalam usaha tani dan pengemasan produk sehingga memilki nilai tambah/daya saing yang tinggi dengan produk produk lainnya di pasar. Untuk itu pemerintah harus mendorong pertumbuhan industri pertanian dari hulu hingga hilir dengan memaksimalkan berbagai investasi baik dari dalam dan luar negeri.

Kedua, Alih funsgi lahan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri tidak bisa dipungkiri, sehingga akibatnya adalah terjadinya alih fungsi lahan terutama pada sentra sentra lahan optimal khususnya dijawa. Sementara kondisi lahan di luar jawa relatif dan cenderung dignakan untuk pengembangan komoditas non pangan seperti karet, kelapa sawit, kakao, kelapa dan seterusnya.

Laju peretumbuhan lahan tersebut hampir 60 % sebagai areal lahan non pangan. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap makanan pkok beras tidak bisa di bendung, sehingga ketersediaan padi/beras tersebut menjadi mutlak untuk tersedia sepajang musim atau saat. Untuk itu pemanfaatan lahan sub optimal menjadi alternatif untuk pengembangan tanaman pangan masa depan, seperti lahan pasang surut, gambut, rawa lebak dan tadah hujan yang memiliki iklim ekstrim.

Ketiga, manajemen/pengelolaan kelembagaan keungan pertanian dan sentra penjualan atau pasar produk produk pertanian harus menjadi perhatian khusus pemerintah. Termasuk dalam hal ini adalah perbaikan jalur niaga produk produk pertanian yang lebih menguntungkan atau berpihak pada kesejahteraan petani.

Langkah yang krusial dan mendesak adalah memotong pemain pemain di sektor hulu dan hilir terutama bagi mereka yang hanya mengambil keuntungan dari aktiviats pertanian tanpa mempertimbangkan kesejahteraan petani. Dengan adanya regulasi penataan rantai tata niaga pertanian akan mampu memberikan dorongan dan semangat petani untuk melangsungkan aktivitas pertanianya.

Keempat, menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertanian tidak hanya dikelola secara teknis namun harus dijadikan sebagai sumber penghasilan utama masyarakat sehingga seluruh sumberdaya pertanian bisa dimaksimalkan dengan melakukan sinkronisasi dengan sektor lain secara komprhenship. Hal ini menjadi syarat penting agar sektor pertanian tidak dipandang sebelah mata atau diabaikan dalam penangananya.

4 hal tersebut menurut saya harus menjadi titik tolak pemerintah jika pembangunan  pertanian akan dijadikan sebagai sektor utama dalam meacu pembangunan secara menyeluruh, tanpa menjadikan pertanian sebagai sektor strategis dan utama maka beban pembangunan akan terus menyertai sepanjang masa. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun