Insfrastruktur dan ruas jalan secara umum belum memadai baiknya lebar/luanya. Kemacetan sering terjadi akibat menyempitnya jalan dan mengakibatkan pelambatan kendaraan. Kondisi jalan yang bergelombang atau berlobang juga menyebabkan kemacetan demikian halnya rusaknya sejumlah jembatan dan kelongsoran.Â
Minimnya pilihan pilihan alternatif tol menyebabkan kemacetan. Seharusnya tol ada 2 jalur baik utara dan selatan, sehingga mampu meminimalisir kemacetan hebat. Jalur jalur alternatif harus di maksimalkan penggunaanya dengan menempatakan petugas atau satlantas di sepanjang pintu pintu jalan alternatif. Kendaraan tidak sepenuhnya dibarahkan ke tol tapi juga ke jalur biasa. Tol 70% umum 30%. Mekanisme pembayaran tol sebaiknya 1 kali bayar tidak melintasi banyak pembayaran terutama pemudik yang melintasi jalur panjang Jabodetabek-Bali. Hal ini sangat bermanfaat dan signifikan mengurangi kemacetan.
Hampir seluruh jalur baik utara dan selatan terkoneksi, namun manajemen integrasi pengelolaan jalur belum terjadi, seolah terpisah antar jalur. Padahal jika terkoneksi akan sangat memungkinkan mengurai kemacetan. Jalau jalur yg di mungkinkan memiliki potensi macet dengan terkoneksi/terkordinir bisa di hindari dengan mengalihkan perjalanan pada jakur alternatif (maksimalisasi). Koordinasi melalui media sosial sangat membantu pengensara, misalnya melalui radio RRI online sepanjang lebaran dengan menginformasikan kondisi setiap jalur lintasan. Sehingga pengendara bisa memutuskan pilihan pilihan jalur dan kapan harus melalukan perjalanan.
Mudah mudahan pemikiran tentang antisipasi dan solusi mudik bisa memberikan manfaat.