Tanpa disadari oleh publik Jakarta melalui penggusuran Kalijodo merupakan ajang kampanye efektif Ahok menuju 2017 mendatang. Tiba tiba Ahok sangat frontal dengan tempat tempat asusila tersebut yang sebelumnya ia berupaya untuk melegalkan termasuk minuman keras yang beredar di super market. Kalijodo hanyalah salah satu atau sebagian kecil dari tempat asusila di Jakarta, masih banyak tempat tempat lain yang lebih parah dari Kalijodo.Â
Sikap keras dan tegas Ahok tersebut tentu mengandung 2 makna, pertama, Ahok memang benar benar marah dengan keberadaan Kalijodo karena menyangkut estetika kota karena di jalur hijau dan tidak memiliki potensi menarik sebagai income APBD, kedua, Ahok hanya ingin memanfaatkan momentum ini untuk menarik simpati masyarakat, ujung ujungnya untuk investasi Pilkada di 2017.Â
Memang politik tidak terlepas dari intrik. Terlepas dari itu semua, timbul pertanyaan besar langkah langkah apalagi yang akan digunakan Ahok untuk menguatkan posisinya sebagai Gubernur DKI 2017 dan siapakah rival yang mampu menghadang laju Ahok meraih DKI 1? ini pertanyaan menarik menurut saya yang bisa dijadikan pijakan dalam mengurai sepak terjang Ahok untuk Jakarta.Â
Jauh sebelum Ahok menjadi Gubernur DKI yang sebeleumnya menjadi Bupati Bangka Belitung kemudian berpasangan dengan Jokowi bukan secara kebetulan itu semua terjadi. Jokowi berangkat dari Jawa Tengah/Solo sebagai Walikota terbaik dunia. Kehadiran Ahok dan Jokowi begitu fenomenal, bahkan ketokohan mereka mampu menjelma dalam waktu singkat dan menenggelamkan tokoh tokoh lainya yang begitu lama berkiprah di dunia birokrasi dan politik. Sosok sederhana apa adanya dan dikesankan sangat merakyat tersebutlah yang membuat  magnit pada Jokowi saat itu, melalui image walikota terbaik dunia, mobil ESEMKA dan blusukanya media masa begitu tergiur untuk membesar besarkanya sehingga masyarakat terhipnotis seketika.Â
Ahok pada saat itu tidak terlalu di pandang oleh oleh pemilih atau masyarakat, namun sosok Jokowi yang menjadi daya tarik publik. Masyarakat sangat jenih dengan gaya kepemimpinan yang sangat elitis yang ditunjukkan oleh pimpinan pimpinan partai, pejabat negara dan tokoh masyarakat lainya. Sehingga masyarakat ingin mencari sosok yang diinginkan yang sesuai dengan pikiran dan nuraninya. Tampilah sosok Jokowi pada saat itu.Â
Jokowi sudah lebih awal melaju sebagai Presiden RI dan kini Ahok harus membuktikan kehebatnya di Jakarta dengan berbagai permasalahan yang belum terselesaikan khususnya masalah transportasi, banjir dan masalah sosial lainya. Ahok tidak lama lagi akan menatap 2017, dimana tahun itu merupakan tahun pertempuran Ahok dengan rival rivalnya.
Beberapa nama telah mengorbit untuk DKI 1, salah satunya adalah Adhyaksa Dault, Ridwal Kamil dan Sandiago Uno dan sosok lainnya yang akan muncul di kemudian hari. Kehadiran sosok sosk baru ini tentu menjadi tantangan berat bagi Ahok, hanya saja tergantung pilihan masyarakat Jakarta. 2016lah saatnya Ahok dan kandidat lainya memainkan emosi masyarakat Jakarta, siapa yang paling kuat memainkan isu dan menangkap keinginan masayakat Jakarta ialah pemenangnya, tentu kekuatan finalcial menjadi faktor penting kemenangan.Yang terfikir oleh saya adalah?APALAGI YANG AKAN DI JUAL OLEH AHOK DAN KANDIDAT LAINYA DALAM PILKADA 2017 NANTI?semua tergantung dari keinginan masyarakat Jakarta.
Kita saksikan saja di 2016, fenomena apa yang akan bergulir di DKI. dipastikan seru jika Ridwan Kamil ikut serta dalam pertarungan tersebut.
Â
Â
Â