Pencitraan Semu
Perayaan kemenangan sekaligus pelantikan Jokowi JK sebagai presiden RI 7 kali ini sungguh sangat berbeda dibandingkan presiden presiden sebelumnya. Sepertinya Jokowi dan orang orang dibelakangnya ingin menunjukkan 3 kesan:
1.Bahwa Jokowi memang didukung penuh oleh rakyat dengan mengerahkan masyarakat sekitar Jakarta dan luar. Hal ini ingin menghapus kesan bahwa dukungan atas Prabowo tidak sebanding denganya.
2.Jokowi dan orang orang dibelakangnya ingin unjuk kekuatan karena diduga akan ada upaya penjegalan pelantikkan oleh pendukung Prabowo. Ternyata yang diduga tersebut sama sekali tidak terjadi.
3.Jokowi dan orang orang dibelakangnya ingin mewariskan tradisi perayaan bagi siapaun nanti yang terpilih sebagai presiden untuk melakukan evoria/pesta serupa.
Kesan dan tradisi pencitraan tetap ingin dimunculkan walaupun kampanye sudah berakhir. Seperti ada upaya oleh pihak pihak tertentu terutama media dan beberapa pegamat untuk menciptakan opini ini secara reguler agar reputasiJokowi tetap terjaga hingga akhir jabatan 2019 demi mendapatkan tiket mulus menjadi presiden periode berikutnya.
Padahal jika dikaji lebih mendalam pesta rakyat tersebut tidak memiliki makna yang berarti bagi kebanyakan rakyat dan itu hanya memuaskan pendukung dan fanatik Jokowi semata.
Kilas Balik Pesta dan Catatanya
Konser para pendukung koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang digelar dalam rangka syukuran atas dilantiknya presiden dan wakil presiden baru Indonesia, yakni Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menjelma bak dugem di malam hari. Seusai penampilan musisi asal Inggris, Arkarna, konsep pun berubah. Dengan diiringi DJ dan padu-paduan gemerlap lampu serta suara musik yang sangat kencang menambah semangat peserta untuk berjoget.
Budayawan Taufik Ismail dalam puisinya menyampaikan penilaiannya terhadap ‘syukuran’ yang digelar tersebut. Bukan Indonesia Hebat yang didapat, tapi Indonesia Laknat”.
Konser yang digelar tadi malam pun mengundang ulah peserta konser yang tidak bertanggung jawab, beberapa area hijau monas pun rusak.
“Banyak pohon palm yang rusak, sampah di buang dimana aja, trus rumput diinjak-injak”, ungkap Wawan Sulaeman (24), yang juga mengunjungi Konser Tiga Jari. Menurutnya banyak fasilitas publik yang bisa rusak juga karena ulah orang-orang tersebut.
Tidak hanya suasana konser yang berubah bak dugem, konser salam 3 jari yang usai pada pukul 10 malam itu rupanya berlanjut dengan pesta minuman beralkohol.
Seperti yang dilansir dari Republika, banyak penonton konser yang lanjut menghabiskan malam di sekitar stasiun gambir. Mereka membeli minuman beralkohol berwarna biru di 2 minimarket. Tidak ada petugas yang berjaga dan memeriksa identitas para pembeli minumal beralkohol tersebut.
Bermula berkumpul di stasiun gambir, para remaja tersebut berkeliaran hingga menjelang dini hari. Tak hanya laki-laki, ada pula remaja perempuan yang ikut minum minuman beralkohol dan banyak diantara mereka yang sambil menghisap rokok.
Jalan Terjal Siap Menghadang
Sepertinya Jokowi JK akan memikul beban politik dan psikologis yang sangat tinggi selama 5 tahun kedepan karena harus menunaikan janji janjinya selama kampanye dan itu telah di catat dengan baik oleh rakyat terutama KMP sebagai kekuatan penyeimbang di DPR ke depan. Jokowi JK tidak bisa dengan chek kosong untuk merealisasikan janji janjinya karena bukti bukti sebelumnya baik Jokowi sebagai walikota Solo dan Gubernur DKI belum ditunaikan secara baik bahka masih banyak catatan, demikian halnya dengan Yusuf Kalla.
Jokowi memandang semua permasalahan bangsa ini begitu mudah untuk di entaskan semudah mengucapkan. Sementara presiden presiden sebelumnya yang lebih hebat darinya begitu sulit untuk melalakukan perubahan itu. Seharusya Jokowi lebih berhati hati dalam mengumbar janji dan statemen ke publik karena itu akan menjadi utang. Publik akan pesimis Jokowi bisa meakukan perubahan dengan baik mengingat track record dari PDIP dan kader kadernya kurang memuaskan baik sebagai pejabat publik atau anggota legislatif. Justru yang terjadi sebaliknya, masyarakat kecewa.
Inilah yang sering di katakan sebagian pengamat, bahwa Jokowi lahir dan besar oleh media tapi bukan dari dirinya sendiri. Jika dikemudian Jokowi JK tidak mampu merealisasikan janji janjinya, maka yang paling patut disalahkan adalah media masa dan para pengamat yang telah menjual dirinya untuk kepentingan semu.
Selamat berpesta Jokowi JK, ingat jalan yang terjal siap menghadang, gunakanlah seluruh keuatan fikiran dan keahlianmu untuk menjadikan Indonesia HEBAT bukan Indonesia MELAMBAT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H