Kenaikan BBM selain memberikan dampak pada kenaikan harga bahan pokok (inflasi 2,5 %) juga berdampak langsung pada penurunan konsumsi masyarakat. Penurunan konsumsi ini akan menjadi masalah serius jika dalam jangka panjang tidak diantisipasi dengan baik. Daya beli yang menutun sebagai akibat dari inflasi akan membuat produsen rasional dalam berpoduksi sehingga pertumbuhan ekonomi akan melambat, angka kemiskinan meningkat dan kesenjangan sosial akan rawan.
pihak yang sangat tersentuh dan tertekan dalam siatuasi yang demikian adalah masyarakat miskin atau desa yang memiliki pendapatan yang sangat rendah namun tidak berefek terhadap masyarakat kelas menengah yang penghasilan mereka masih memungkinkan untuk menghadapai tekanan inflasi. Sementara kenyataan dilapangan menunjukkan masyarakat miskin atau kurang mampu secara statistik jumlah lebih besar di bandingkan masyarakat menengah ke atas. Walaupun pemerintah memberikan antisipasi inflasi tersebut dengan mengalihkan subsidi BMM untuk berbagai program, namun kenyataan dilapangan masih banyak yang bias.
Masyarakat kecil dihadapkan pada melambungnya harga bahan pangan tertentu misalnya bahan pokok. Harus ada terobosan sederhana dan memungkinkan untuk di realisasikan oleh kebanyakan masyarakat, salah satunya adalah penguatan ketahanan pangan keluarga melalui program 'RUMAH PANGAN LESTARI". Program ini dimungkinkan untuk dilaksanakan oleh setiap keluarga yaitu dengan mengoptimalkan pekarangan/halaman rumah dengan tanaman tanaman yang memndukung kebutuhan reguler rumah tangga semisal sayur sayuran, buah buahan dan perikanan.
Aktivitas ini selain mampu menghadang tekanan inflasi semisal kenaikan harga cabai dan sayuran juga mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga walaupun relatif kecil. Namun jika keseluruhan rumah tangga melakukan aktivitas ini secara masif, maka tidak menutup kemungkinan akan memberikan solusi baik dalam upaya memberikan permasalahan permasalahan kelangkaan pangan yang berdampak pada kenaikan harga.
Jadi kenaikan BBM disisi lain bermasalah namun pada saat yang sama masih bisa dihadang atau ditekan lajunya dengan memproduksi pangan di sampang pekarangan rumah/halaman sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H