Mohon tunggu...
Mr Sae
Mr Sae Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Pemerhati sosial dan kebijakan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Ingin Dihancurkan Melalui BW

23 Januari 2015   18:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:31 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seketika Masyarakat  di hebohkan dengan penangkapan ketua KPK Bambang Widjojanto oleh oknum yang mengaku dari Bareskrim. Ini peristiwa yang jarang terjadi dan dipastikan menghebohkan masyarakat. Inilah drama dan adegan baru yang sedang beredar dan masyarakat tidak akan pernah tahuapa maksud dari adegan ini dan siapakah sutradaranya. inilah beberapa statemen media terkait penangkapan BW:

Mabes Polri memastikan menangkap wakil ketua KPK Bambang Widjojanto terkait kasus keterangan palsu Pilkada Kota Waringin Barat di Mahkamah Konstitusi tahun 2010. Penangkapan dilakukan di jalan raya.

Mabes Polri menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus pemberian keterangan palsu di sidang MK. Polri mengaku sudah mendapat tiga alat bukti untuk menetapkan Bambang sebagai tersangka.

Mabes Polri akhirnya mengakui adanya penangkapan terhadap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Dia ditangkap terkait kasus Pemilukada di MK yang tengah ditangani Polri.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap Bareskrim Polri saat mengantar anaknya ke sekolah pagi tadi. Penangkapan ini mengejutkan banyak pihak, tak sedikit yang menduga ini sebagai bentuk balas dendam atas penetapan Komjen Budi Gunawan jadi tersangka.

Mabes Polri mengakui penangkapan atas Bambang Widjojanto. Penangkapan dilakukan terkait dugaan saksi palsu terkait sidang Pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) di Kotawaringin Barat. Sidang Pilkada pada 2010.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap orang yang mengaku personel Bareskrim Polri pagi ini. Namun Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengaku tak tahu menahu soal penangkapan itu. KPK terus mengumpulkan informasi.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap Bareskrim Polri. Belum diketahui apa dasar penyebab Bambang ditahan. Tapi kabar penangkapan Bambang ini membuat publik bergemuruh.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ditangkap oleh orang-orang yang mengaku Bareskrim Mabes Polri. Bambang ditangkap saat mengantar anaknya sekolah.

Atas peristiwa ini saya menilai, bahwa pemerintahan baru Jokowi semakin tidak kredibel dan ada pihak lain yang lebih berkuasa dibandingkan presiden atau istilah lain sang presiden sangat lemah. Buah dari politik transaksi pada akhirnya akan berbuah pada ketidakseimbangan politik. Kasus eksekusi bandar narkoba menjadi bukti nyata bahwa presiden sebagai simbol segalanya bagi  negara tidak mampu memutuskan maslaah dengan baik, sehingga ada pernyataan "apakah dengan dibunuhnya bandar atau pengedar narkoba akan menyelesaikan masalah?apakah benar narkoba jaringan dan masuknya ke pasaritu berdiri sendiri atau ada keterlibatan dengan aparat? bukankah narkoba ini tidak ahanya dipandang sebagai kriminalisasi sosial dan moral tapi juga ada kepentingan ekonomi oleh pihak pihak tertentu.

Tertangkapnya BW sungguh aneh ditengah tengah hiruk pikuk politik pasac terpilihnya presiden baru. Belum lama publik di hebohkan dengan pro dan kontra pelantikan BG sekarang muncul hal baru penculikkan ketua KPK (BW). Padahal jika BW tersangkut masalah hukum  di masa laluseharusnya ditangani dengan baik tidak arogan seperti saat ini. Karena bagaimanapun BW sebagai simbol penegak hukum dan pimpinan KPK yang selama ini di kenal sebagai harapan masyarakat dalam upaya memberantas korupsi. Kenapa BW yang ditangkap?dan kenapa penangkapanya tidak di rumah?dan kenapa harus BW yang ditangkap?

semua ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada yang mendrive dan tidak ada lembaga/pihak yang berani menangkap pejabat negara (KPK) tanpa izin presiden, DPR atau institusi kepolisian.

Jokowi semakin blunder dan menemui banyak masalah sebelum masalah yang sebelumnya masih menghantui yaitu batalnya pelantikan kapolri. Suasana semakin panas dan kacau. Inilah bukti bahwa semua itu ditangan presiden. Jika Polri tidak koordinasi dengan presiden, maka sebenarnya kejahatan telah leluasa di negara ini termasuk menyentuh pejabat negara.

Mampukah Jokowi merespon dan menangkap fenomena ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun