Indonesia gawat darurat!! kalimat itu yang tepat untuk menyatakan keadaan akhir akhir ini, dimana situasi politik dan hukum saling berbenturan dengan kuat hingga keduanya mengalami luka/kerusakan yang sangat parah. Tidak hanya benturan politik dan hukum, aspek krusial lainya adalah terkait impact dari kebijakan fiskal pemerintah Jokowi yaitu kenaikan harga BBM yang diikuti inflasi.
Tiga peristiwa itu bergulir dan sangat mengejutkan publik ditengah tengah harapan yang sangat kuat terhadap kepemimpinan Jokowi JK. Jika kita telusuri dengan cermat tidak mungkin benturan politik hukum dan kebijakan kenaikan BBM tersebut berdasarkan nalar dan hasil desain Jokowi sebagai penguasa secara dominan, namun ada pihak pihak lain (lingkar istana atau pengaruh kuat lainya). Tidak ada salah/masalah keberadaa/posisi dan peran pihak pihak lingkat Jokowi terhadap kepemimpinanya jika peranya mampu membawa kebijakan yang menguntungkan masyarakat dan membawa amanah undang undang. Namun akan sangat menjadi masalah jika?peran mereka menyimpang dari semua itu.
Ada lima pihak yang memiliki pengaruh kuat terhadap keberadaan Jokowi sebagai presiden:
1. Megawati Soekarno Putri. Mega melalui PDIP dari awal telah mengadang gadang Jokowi sebagai walikota Solo, Gubernur DKI hingga menjadi presiden. Jokowi tidak akan mungkin sejauh ini jika PDIP dan Mega tidak berperan aktif mendorongnya. Jadi keberadaan Mega sangat kuat dalam mempengaruhi Jokowi. Jika pengaruh dominan Mega menjadi rujukkan/gaya kepemimpinan Mega, dipastikan banyak hal yang bias dan tidak menguntungkan rakyat. Lihat pengalaman saat Mega menjadi presiden.
2. Hendro Priyono dan Luhut Panjaitan. 2 sosok ini tidak jauh beda kuat pengaruhnya terhadap Jokowi. Keiingin Luhut untuk hengkang dari Golkar dinyakini banyak pihak ada sesuatu yang ingin didapatkan dalam sosok Jokowi. dan kepentingan kelompoknya. Hendro Priyono sebagai arsitek awal hingga kemenangan Jokowi berperan aktif dan allout untuk memengkanya, hingga saat itu ada statemen "bagaimanapun dan dengan cara apapun Jokowi harus menang". Kita mengenal HP merupakan veteran intelijen kelas tinggi dan semua pihak tidak meragukan. kasus terbunuhnya Munir diduga peran HP sangat besar. HP sangat berseberangan dengan gerakan Islam dan Densus 88 merupakan inisiator HP.
3. Partai partai kolalisi khususnya Nasdem melalui Surya Paloh juga sangat mepengaruhi kepemimpinan dan gaya Jokowi sebagai presiden. SP memanfaatkan keberadaan Jokowi untuk mendapatkan keuntungan ekonomi/bisnisdalam upaya membangun dinasti kekayaan dan perusahaanya. Tentu investasi/kontribusi keuangan SP tidak kecil saat pilpres kemarin.
4.  Relawan (akademisi, praktisi, pekerka sosial, seni dan pakar pakar). Pengaruh pihak pihak ini sebagai support system  yang lebih mengarah pada pemikiran pemikiran yang bersifat akademis dan analitis dalam upaya mendukung kebijakan Jokowi. Namun, jika dilihat secara umum pihak pihak ini belum memiliki jam terbang yang tinggi dan jaringan/pergaulan internasionalnya masih rendah.
5. Investor/penyandang dana Pileg dan Pilpres. Kelompok ini bukan orang/komunitas ecek ecek/biasa. Mereka jauh lebih kuat pengaruhnya dibandingkan Megawati, HP, SP dan Relawan. Kelompok ini tiak muncul dipermukaan, namun memiliki kekuatan penentu terhadap langkah langkah Jokowi dalam upaya mendapatkan keuntungan keuntungan besar dari Indonesia terutama keuntungan ekonomi dan politik. Gearakan mereka sangat masif terutama dalam aspek pendanaan mulai dari Pileg dan Pilpres baik daerah dan pusat. Mereka tidak mau bermain dalam aspek hukum dan politik, namun hukum dan politik mampu mereka pengaruhi dan kendalikan dengan kekuatan uangnya. Mereka memiliki link/jaringan internasional, sehingga tanpa disadari Jokowi mereka mampu mengendalikan sepenuhnya keberadaan Jokowi.
Luar biasa!! 5 pihak inilah yang mengelilingi dan mempengaruhi kepemimpinan Jokowi.Dapat dibayangkan bagaimana dampaknya tehadap Jokowi dan kebijakan. Mereka mau dan bisa melakuakan apa saja melalui Jokowi lima tahun ke depan. Mereka tidak hanya membawa dan menggulirkan kepentingan politik, hukum dan ekonomi, tapi juga menggulirkan kepentingan idiologi juga!!.
Gejala dan indikasi Jokowi dipengaruhi dan dikendalikan 5 pihak itu terlihat dari fenomena/peristiwa peristiwa politik dan hukum akhir akhir ini, mulai dari proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Mereka melakukan itu semua ditengah tengah Indonesia sudah mulai kuat membangun. Mereka tidak menginginkan Indonesia kuat di ASIA karena akan membahayakan kepentingan mereka.
Berbeda dengan cara cara yang dilakukan terhadap negara negara Timur Tengah untuk menghambat dan mematikan gerakan idiologi, sosial, ekonomi, demokarsi, politik dan hukum yaitu dengan cara invansi/peperangan dengan menciptakan isu teroris. Untuk di Indonesia mereka masuk dan leluasa mengendalikan sistem pemerintahan dan kebijakan melalui jalur presiden langsung.