Mohon tunggu...
Sadrah Tuahta Barus
Sadrah Tuahta Barus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Teologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Asal dari Medan Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia Merdeka secara Konstitusi atau Merdeka secara Kemanusiaan?

18 Agustus 2014   16:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14083296851152607726

Kini usia kemerdekaan Republik Indonesia sudah mencapai 69 tahun.  bukan usia yang muda lagi untuk bermanja ria dalam menata hidup ini. Setiap tahunnya Indonesia merayakan serta memperingati hari kenegaraan ini dengan meriah dan mewah. secara pribadi saya belum merasakan apa arti kemerdekaan yang selama ini selalu dirayakan setiap tahunnya. Kemerdekaan seperti apa yang dimaksud oleh pejuang-pejuang kita dulu? kemerdekaan konstitusi atau kemerdekaan kemanusiaan?

Dari sabang sampai merauke itu Wilayah NKRI yang sangat utuh semua milik Indonesia? tetapi apakah kalau ada daerah yang tertinggal dan terpencil dan kurang diperhatikan, kita masih bisa mengatakan secara tegas bahwa itu bagian dari KITA? bagian dari Indonesia? dengan tegas kita mengatakan itu orang Indonesia ketika ada yang sukses dan ternama? apa itu yang dinamakan MERDEKA? selama masih ada klas-klas sosial di Indonesia, Indonesia bakal terus dijajah, dijajah dengan pemikiran mereka sendiri. KITA ini satu tapi kita mengambil bagian yang bukan milik kita. Kita orang pribumi asli tapi Kita hantam saudara kita sendiri. jadi dimana letak kemerdekaan yang diagung2kan itu?

Saudara-saudari kita masih banyak yang terlantar dan belum diperhatiakan.
dimana letak relevansi sila kelima Pancasila?

apakah Pancasila sudah digantung di tiang yang berbendera merah putih itu?
bilamana kemerdekaan yang sejati itu muncul, saya meyakini disitulah letak adanya AGAMA NASIONALIS itu. saya mencintai perbedaan, karena perbedaan  mewarnai Indonesia. Tapi bukan berarti perbedaan mengkungkung pluralis di Indonesia. Jangan Biarkan adanya sndyrom minority di Indonesia.

Cukup sudah jangan biarkan terlalu lama Indonesia menjadi Indonesia yang masih dibawah ketiak penjajah.

Salam Indonesia mini yang lebih Indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun