Mohon tunggu...
Saji Fathurrohman
Saji Fathurrohman Mohon Tunggu... -

Ngawi 21 April 1980\r\nGemar, Mancing,,Nyangkul,merawat Tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menambang Pasir untuk Menghidupi Keluarga

9 November 2011   17:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki celah Batu-batu besar yang sempit dan rawan longsor tak membuat Ujang (28) salah satu penambang pasir Kali Ciapus Desa Tamansari Kabupaten Bogor ini menyerah, demi menghidupi keluarga, pekerjaan sebagai penambang pasir, terpaksa Ia lakukan.

Menambang Pasir untuk Menghidupi Keluarga

Ujang mulai menambang sejak 2010 yang lalu, namun menurut dia, aktifitas penambangan tersebut sudah berlangsung sejak 1976 bahkan, sudah turun-temurun bagi warga sekitar, untuk menambang umumnya, mereka masih menggunakan alat sederhana yaitu. Linggis, Serokan dan Ayakan untuk memisah batu dan pasir.

Kurang lebih 10 Kelompok yang menambang di lokasi tersebut, masing-masing kelompok dibantu 2-3 orang. Dalam satu hari mereka mendapat jatah giliran 2 kali angkut diantara truk yang ada, untuksatu rit pasir dihargai Rp 70.000dari hasil tersebut di bagi ke kelompoknya masing-masing.

Pendapatan warga sebagai penambang rata-rata Rp 30-40 ribu perhari dirasa hanya pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-hari,

Salah satu waraga menuturkan“ Sebetulnya kami tidak ingin bekerja sebagai penambang namun karena tidak adapekerjaan di tempat lain, maka terpaksa kami bekerja seperti ini untuk menghidupi anak istri”,tutur Ajesalah satu teman Ujang.

Selain sulitnya mencari pekerjaan, Pemerintah Kota Bogor juga tidak menyediakan lapangan pekerjaan bagi warganya. Dinas Tenaga Kerja, Sosial, dan Transmigrasi (Disnakersostrans), 2009 mencatat sebanyak 14 ribu lebih warga usia kerja yang menganggur di Kota Bogor.Dari jumlah tersebut, 5 ribu diantaranya adalah lulusan strata satu perguruan tinggi.

Menurut Kabid Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Disnakersostrans Kota Bogor, Mangahit Sinaga, total ada sebanyak 6.855 lulusan perguruan tinggi di Kota Bogor yang belum memiliki pekerjaan. Dari jumlah tersebut, 5.465 diantaranya memiliki ijazah strata satu, 1.024 diploma tiga, dan 166 diploma satu (data Disnakersostrans).

Kondisi Kali Ciapus saat ini kering dan dipenuhi rumput dan batu-batuan besar tak jarang para penambang sering menjumpai satwa liar seperti Ular yang berukuran besar, mengingat sekeliling lokasi penambangan tersebut masih banyak pohon-pohon besar dan

Kali tersebut merupakan salah satu aliran lahar Gunung Salak Bogor, jika musim hujan tiba warga yang rumahnya di bantaran Kali Ciapus memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman atau ke tempat saudara, karena selain rawan longsor kali tersebutsering terjadi banjir bandang.

Mei 2011lalu ratusan Rumah waraga yang dekat bantaran kali Ciapus teramcam longsor bahkan meliputi wilayah Bogor Barat, Bogor Selatan, Kota Bogor, hingga Kecamatan Ciomas Kab. Bogor terancam karena tanah di bantaran Kali mengalami pengikisan akibat kejadian tersebut.

Pemerintah Kota Bogor sudah seharusnya menyediakan lapangan pekerjaan, bagi warganya agar mereka bisa melakukan pekerjaan yang lain tidak sekedar sebagai penambang pasir, namun mereka bisa diberi pelatihan untuk keterampilan lain.

Ujang bercerita sebelumkrisis 1997, mereka pernah ikut bekerja di perkebunan Cengkeh yang dimiliki oleh Keluarga Soeharto yang lokasinyatak jauh dari kampungnya, Ia.sebagai tukang petik Cengkeh di sekitar Ciapus, namun karena krisis dan harga kebutuhan ikut naik maka Ia di berhentikan sebagai Pekerja kebun.

Tak hanya itu Ujang juga pernah ikut menebar bibit rumput gajah yang dulu rumput tersebut susah dijumpai disana, namanya Rumput Raja (King Grass) dan ia terlibat langsung untuk menebar bibit dari pesawat, dengan ketinggian tertentu bonggol-bonggol rumput tersebut di tebar dan sampai saat ini rumput tumbuh subur di antara bebatuan Kali Ciapus. Para pencari rumput juga tak kesulitan karena mudah mencari pakan ternak disana, dan bagi siapa saja yang mau mengambil rumput tidak ada larangan.

Ujang berharap agar kelak anak-anaknya bisa terus bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi, dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga kelaknanti.(Solo B)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun