"Bukan sejauh mana kita mampu bermimpi, tapi sejauh mana kita mampu mewujudkannya".
Beranjak dari penggalan kata yang telah sengaja saya suguhkan pada awal penulisan ini. Karena sampai sejauh ini, banyak dari individu telah memprakarsai aktivitasnya dengan membuat atau berangan-angan mendapatkan kehidupan yang layak atau sukses di sebuah bidang usaha tertentu.
Namun kesadaran kita atau sebagian individu hanya sebatas bagaimana kita merencanakan sesuatu tanpa memikrkan metode atau cara apa yang harus digunakan untuk mencapai kehidupan yang layak ataukah kesuksesan tadi. Sukses itu bukan privasi dalam perkara hidup, suskses membutuhkan banyak korelasinya dalam menggapai sukses itu sendiri. saya lebih suka menyebutnya korelasi kebaikan yang perlu dilakukan oleh setiap orang.
Banyak juga orang yang beranggapan bahwa segala sesuatu yang telah di rencanakan itu akan membuahkan hasil yang memuaskan, bisa jadi mereka benar dan bisa juga mereka salah. Saya rasa ini merupakan kesalahan berfikir setiap individu dalam menyimpulkan realitas yang ada di depan matanya. Sehingga, dalam meraih atau menggapai sebuah tujuan yang telah di rencanakan itu, mereka telah banyak mengabaikan potensi juga peluang untuk menjadi yang terbaik diantara sekian banyak individu yang berkompetisi dalam hidunya.
Antara Sukses atau Mampu
Sederhananya hidup ini adalah sebuah kompetisi, dan di mana ada kompetisi pastilah disitu ada yang lose dan ada juga yang win. Paradigma berfikir ini yang nantinya mengantar kita kepada cara berfikir yang benar-benar keras dan pasti dalam bertindak. Sehingga hal yang telah di rencanakan tadi (suatu tujuan) akan membuahkan hasil yang memuaskan diri individu itu sendiri.
Pada prinsipnya, bukan lagi kita berbicara tentang kesuksesan, akan tetapi kita pada dasarnya kita akan membicarakan sebuah kemampuan dasar yang menjadi potensi diri dan harus di kembangkan berdasarkan keinginan serta kemauan kita sebagai individu. Berikut beberapa hal yang mestinya kita jadikan sebagai sebuah potensi untuk melakukan suatu renca yang dikonsepkan dengan matang sebelumnya.
Kerja dan Cita-Cita Hidup
Manusia pada dasarnya memiliki kemauan dan kebutuhan sebagai kebutuhan hidup. Mengembangkan potensi yang ada dalam diri adalah bukan hal yang tabu atau tidak wajar lagi, ini sebuah keharusan. Trendnya perkembangan dunia menggiring dan sengaja memberitahukan kita sebagai manusia yang beradab ini bahwa tanpa melakukan sesuatu atau tanpa bekerja manusia akan bertemu dengan kehancuran hidupnya alias menjadi orang yang kehidupan dasarnya berada di bawah standar hidup yang normal.
Ada juga, banyak hal selain perkembangan dunia yang telah kita ketahui sebagai sebuah perkembangan yang pada suatu harinya akan menuntut setiap manusia, memaksa otaknya untuk berfikir lebih keras sebelum bertindak. Kenapa demikian?
Hal ini dikarenakan manusia memiliki dasar hidup sebagai mahluk social yang pada suatu saat nanti akan membutuhkan uluran tangan (lingkungan sosial) sebagai alat komunikasi dan dorongan dari orang yang ada di sekitarnya. Yang membuat manusia hidup berdampingan pada suatu kumpulan (kelompok) atau yang di sebut sebagai sebuah masyarakat social adalah masalah kebutuhan itu sendiri.