Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duka dan Luka Wajah Indonesiaku

27 April 2021   00:46 Diperbarui: 27 April 2021   01:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbang gagah, mengudara tanpa batas
Aku, menuju januari yang duka
Ada air mata, begitu dingin dan kaku
Januariku, liku-liku luka menuju syurga

Hujan rupa air mata duka
Memenuhi isi bumi dengan tegas
Gelimangan air melimpah, februari dan indonesia-ku
Tangis-tangis tenggelam di mata hidung, nasibku

Kembali maret membawa kabar
Kobaran api  begitu kejam
Melahap, menerjang kedalam mata indonesia ku
Terbakar, harapan-harapan hanya bertahan menjadi abu

April datang dengan tenang
Sangka ku sesejuk air samudera, oh iba
Ternyata yang tenang menghanyutkan
Menelan dan merengkul nasibmu menuju syurga,

Riang sebebas burung, luka disayap membawa duka
Licah segesit ikan dilaut, nyatanya nasib karam dilaut
Didarat, air terlalu bergizi, melimpahkan ragam luka
Lalu, lidah api melahap dengan semangat harapan hidup, indonesia ku

Sudah ku duga,
Burung-burung tidak mangajarkan aku terbang tinggi
Api dan air kadang memburu nasib yang sudah kokoh
Di tengah samudera, sirip ikan tidak mengajarkan aku terbang, 

hingga karam, dengan nasib kelam
Indonesia-ku
Tuhan memangil sebagian kita dengan jalan doa,

Terbang dengan bebas menuju syurga
Terbakar semangat menuju syurga
Basah dengan kebaikan-kebaikan dari syurga
Tenggelam membela nasib rakyat, tempatnya di syurga

Doa terbaik, untuk indonesia-ku
Luka ini, segera sembuh
Duka ini, dibayar setimpal sebagai ujian

Jangan lupa, luka dan duka ini 

harap dan semangat ini, kita bisa

kita kuat, kita doa 

kita terima ketentuan-Nya

Btm, 27 April 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun