Mohon tunggu...
Marsadi Adam
Marsadi Adam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya seorang pemuda biasa yang sangat suka sekali dengan sastra dan suka sekali menulis. Walaupun saya baru mengenal beberapa karya sastra, tetapi tubuh saya akan selalu merinding ketika karya sastra masuk masuk ke tubuh saya melalui mata dan telinga saya.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengenal Lebih Dalam Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

21 Desember 2024   18:54 Diperbarui: 21 Desember 2024   17:53 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Manusia sebagai makhluk hidup pasti merasakan perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dialami manusia paling umum dikenal sebagai pertumbuhan, perkembangan, dan perkembangan psikomotorik. Pada artikel ini akan dibahas lebih dalam mengenai pertumbuhan, perkembangan, dan perkembangan psikomotorik pada manusia.

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan merupakan fase yang dialami manusia berupa perubahan secara fisik yang dilihat berdasarkan angka, misalnya seperti bertambahnya tinggi badan, bertambahnya berat badan, dan lain sebagainya yang pada umumnya berkaitan dengan fisik. Sementara itu, perkembangan merupakan fase yang dialami manusia berupa tingkatan dalam perubahan manusia yang di dalamnya berkaitan dengan kemajuan dan kesempurnaan fungsi jasmani dan rohani, misalnya perkembangan fungsi otak pada manusia, perkembangan fungsi organ berbicara pada manusia, dan lain sebagainya.

Terdapat perbedaan periode atau waktu pada pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia. Pertumbuhan pada manusia pada umumnya terjadi dari manusia lahir ke dunia dan berhenti terjadi di umur sekitar 20-22 tahun. Sementara itu, perkembangan manusia terjadi dari manusia lahir ke dunia dan berhenti terjadi ketika manusia meninggal. Selain itu, pengelompokkan waktu atau periode juga dibuat oleh manusia pada waktu proses pertumbuhan dan perkembangan untuk membedakan perbedaan dan mempermudah dalam mengamati perbedaan antar periode, pengelompokkan periodenya yaitu masa sebelum lahir (prenatal), masa bayi lahir (new born), masa bayi (babyhood), masa kanak-kanak awal (early childhood), masa kanak-kanak akhir (later childhood), masa puber (puberty), dan masa remaja (adolescence)

Adapun tokoh yang terkenal dalam pembahasan perkembangan ini adalah Vygotsky dan Jean Piaget. Mereka terkenal karena teori yang telah mereka buat tentang perkembangan manusia. Teori keduanya mempunyai kesamaan yaitu sama-sama berkaitan dengan kemampuan kognitif manusia. Namun, teori perkembangan Jean Piaget menjabarkan lebih rinci bahwa manusia memiliki tingkatan atau tahapan perkembangan intelektual yaitu tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal.

B. Perkembangan Psikomotorik

Perkembangan psikomotorik merupakan perubahan yang berkaitan dengan perkembangan otak dan sistem saraf yang mengendalikan fungsi gerak refleks yang terjadi pada organ penggerak yang ada di dalam tubuh manusia. Perkembangan psikomotorik sangat bergantung pada perkembangan fisik, apabila perkembangan fisiknya baik maka perkembangan psikomotoriknya juga baik dan begitupun sebaliknya.

Pada umumnya, psikomotorik universal yang terjadi dan harus dimiliki oleh setiap manusia di fase bayi atau fase awal kanak-kanak yaitu berjalan dan memegang benda. Adapun fungsi perkembangan motorik yaitu sebagai pewujud kesenangan dan kebahagiaan, sebagai pewujud kepercayaan diri, sebagai alat penyesuaian diri dengan lingkungan, dan sebagai alat untuk mendapatkan teman. Perkembangan psikomotorik terbagi menjadi dua jenis yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar pada umumnya terkait dengan otot-otot besar dan motorik halus pada umumnya terkait dengan otot-otot kecil.

Pada penerapannya di pendidikan, perkembangan psikomotorik bisa diwujudkan dengan pembelajaran yang melibatkan ragam kegiatan. Pada motorik kasar, guru bisa membuat kegiatan belajar yang melibatkan otot besar seperti kegiatan belajar yang melibatkan aktivitas melempar, melompat, dan kegiatan lainnya. Sementara itu, pada motorik halus, guru bisa membuat kegiatan belajar yang melibatkan otot kecil seperti kegiatan yang melibatkan aktivitas menggambar, menulis, dan kegiatan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun