Mohon tunggu...
Chandra Suryati
Chandra Suryati Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis free lance, Konsultan, Wirausaha

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana (S2) Program Studi Ilmu Lingkungan Institut Teknologi Yogyakarta (ITY)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sumur Resapan Ditinjau dari Sisi Ekologi

2 Mei 2020   15:59 Diperbarui: 2 Mei 2020   15:57 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi batas akan menganggu keseimbangan ekologis. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Di berbagai daerah, telah terjadi kekurangan air bersih. Bahkan banyak wilayah pada musim kemarau terjadi kelangkaan air. Air dapat menjadi masalah karena jumlahnya atau kuantitasnya, namun karena kualitas juga dapat menjadi masalah utama. Jumlah air yang berlebihan merupakan masalah, apalagi kekurangan air jelas akan mengancam kelangsungan hidup  manusia.

Berkaitan dengan jumlah air yang berlebihan, contohnya adalah banjir. Banjir menjadi masalah yang utama di berbagai wilayah di bumi pada dewasa ini. Banjir besar yang sering melanda kota-kota besar baik di Indonesia maupun di dunia adalah fakta nyata tentang kelebihan jumlah air.

Banjir menjadi bahaya , dan bahkan bencana  apabila manusia tidak pandai menyikapinya. Banjir bahkan dapat menjadi malapetaka  apabila manusia tidak peduli lagi dengan lingkungan. Ketidakpedulian lingkungan dapat mengganggu ekositem. Perilaku sebagian kecil masyarakat yang menebang hutan besar-besaran di wilayah hulu untuk diubah menjadi wilayah pertanian atau permukiman akan berakibat pada terganggunya ekosistem.

Di wilayah pegunungan, hutan yang semestinya berguna sebagai peresap air hujan ke dalam tanah sudah tidak lagi sesuai fungsinya. Akhirnya air hujan yang jatuh di permukaan bumi lebih banyak menjadi air limpaan (run-off), dan hanya sebagian kecil yang meresap dalam tanah (infiltrasi) dan perkolasi hingga tubuh air tanah. Akibatnya timbulnya permasalahan, bertambahnya air limpasan yang memicu banjir, dan berkurangnya air imbuhan pada akuifer (groundwater recharge).

Pembangunan permukiman yang terjadi perluasan besar-besaran sejak dekade 1980an berakibat banyak wilayah yang semula menjadi peresapan air hujan sekarang banyak yang telah tertutup.

Bangunan-bangunan besar yang tampak mata dibangun sejak dekade 1980an di Kota Jogjakarta seperti Kampus UII Terpadu Jalan Kaliurang, Kampus Sanata Darma, perumahan-perumahan besar seperti Perumahan Banteng, Sukoharjo Indah, Perumahan Pamungkas, Perumahan Condongcatur, Perumahan Minomartani, Perwita Wisata, Merapi View, dan sekitarnya, merupakan beberapa contoh perluasan permukiman.

Perluasan permukiman inilah yang dapat berakibat pada berkurangnya ruang peresapaan air, terutama di DAS (Daerah Aliran Sungai) Opak. Berkurangnya ruang peresapan berdampak pada berkurangnya cadangan air tanah terutama di wilayah perkotaan dan permukiman padat bagian hilir. Penanggulangan masalah kurangnya ruang peresan air hujan ini perlu disikapi dengan pembuatan sumur resapan.

Adapun manfaat sumur resapan adalah Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun