Mohon tunggu...
Jonathan
Jonathan Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis/Blogger

Menulis berdasarkan fakta dan apa yang dilihat, bukan rekayasa semata.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hukum Karma, Pandangan secara Buddhis

1 Desember 2023   17:46 Diperbarui: 1 Desember 2023   19:03 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/kelahiran-kembali/

Karma adalah hukum sebab akibat tentang perbuatan, artinya setiap perbuatan yang dilakukan akan selalu menghasilkan akibat. Bagaikan ada suatu bola yang bergerak karena ditendang, maka seperti itulah karma, adanya sebab maka akan ada akibat. Teori tentang karma merupakan salah satu ajaran dasar dalam agama Buddha sendiri, meski kepercayaan tentang karma sendiri telah ada dan lazim di India sebelum munculnya agama Buddha. Jika dalam pandangan sains sendiri, ada yang dinyatakan dalam bentuk Hukum III Newton yang dimana berbunyi : "Ketika suatu gaya (aksi) diberikan pada suatu benda maka benda tersebut akan memberikan gaya (reaksi) yang sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang diberikan." 

 Jadi apa sih itu karma? Karma sendiri memiliki arti sebuah tindakan atau perbuatan. Semua tindakan yang dilakukan secara sengaja, baik secara mental, verbal, maupun fisik yang didasari kehendak baik maupun buruk itu disebut sebagai karma. Kehendak itu sendiri menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan karma, sehingga jika suatu perbuatan yang dilakukan secara tidak sengaja atau tanpa disadari, maka hukum karma ini tidak berlaku. Karma sendiri memiliki pemahaman apa yang kita lakukan di masa ini maupun masa lampau akan berbuah di masa yang akan mendatang atau masa itu sendiri juga. 

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/19/180500523/6-manfaat-air-bagi-tumbuhan
https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/19/180500523/6-manfaat-air-bagi-tumbuhan

Hukum aksi-reaksi dalam hukum III Newton memiliki cerminannya juga dalam Buddhis. Dalam Buddhis memiliki istilah karma yang berarti aksi, dan Vipaka yang berarti reaksi. Vipaka sendiri sebagai buah dari apa yang telah kita tanam, begitulah gambaran secara sederhananya. Buddha sendiri sudah menyatakan dalam Samyutta Nikaya bahwa apa benih yang kita tanam, maka itulah yang akan kita petik. Jika yang kita menuai kebajikan, maka akan merasakan kebahagiaan dan begitu pula sebaliknya. (Samyutta Nikaya I:227).

Dalam pandangan Buddhis, perbedaan tiap manusia dari segi mental, intelektual, moral, hingga watak, sebagian besar bergantung dan dibentuk oleh karma masing-masing di saat lampau maupun sekarang. Penyebab dari karma itu adalah ketidaktahuan(avijja), tidak mengetahui segala sesuatu sebagaimana adanya. Penyebab ini juga dipengaruhi oleh 3 akar kebaikan dan kejahatan, dimana terdiri dari kebencian(dosa), serakah(lobha), dan kebodohan batin(moha) dan begitu pula sebaliknya. 

Tentu saja, jika ada hukum karma, pastinya juga berkaitan dengan kelahiran kembali. Mengapa demikian? Dalam Buddhisme, dipercayai adanya kelahiran kembali dan hukum karma ini juga dapat berlaku di kehidupan selanjutnya, sehingga kita tidak dapat kabur dari hasil apa yang telah kita perbuat. Dikisahkan bahwa teori kelahiran kembali ini bukan berasal dari kepercayaan tradisional India, melainkan sebagaimana yang yang dinyatakan dalam Mahasaccaka sutta, Majjhima Nikaya. Pada malam sang Buddha mencapai penerangan sempurna, Buddha memperoleh kemampuan untuk mengetahui kehidupan-kehidupannya yang lampau. Dengan kemampuan mata batin tersebut, Buddha dapat melihat kelangsungan dari makhluk hidup dalam berbagai keadaan kehidupannya sesuai dengan karma maupun perbuatannya. 

https://id.pinterest.com/pin/799529740082509071/
https://id.pinterest.com/pin/799529740082509071/

Oleh sebab itu, setiap perbuatan yang kita lakukan tetap akan ada akibatnya. Meski terkadang kita telah melakukannya secara tidak sengaja, namun selama kita menyadari bahwa hal yang kita lakukan itu salah maupun benar, maka pasti tetap akan ada akibatnya. Jika perbuatan yang dilakukan baik, maka akan mendapat balasan baik, dan sebaliknya kita melakukan perbuatan yang buruk, pastilah akan mendapat balasan yang buruk. Manusia tidak akan bisa terlepas dari hukum karma ini selama masih ada kemelekatan dalam diri mereka, masih ada ketidakkekalan dalam diri. Maka yang dapat kita lakukan adalah berbuat kebajikan kepada semua makhluk, dan kurangi perbuatan tidak baik, apalagi perbuatan yang melanggar moral dasar kita sebagai manusia, dan berusaha melatih diri untuk mencapai Nibbana(kebebasan tertinggi), terbebas dari kemelekatan duniawi. 

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

Semoga Semua Makhluk Hidup Bahagia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun