Ada satu drama Korea yang karakter dalam tokohnya luar biasa. Drama Korea tersebut berjudul Partner for Justice. Sobat Kompasianer bisa tonton di Netflix. Vibesnya mirip dengan serial CSI (family) yang sempat disiarkan di AXN.
Bercerita tentang petugas forensik yang bernama Baek Beom. Orangnya ketus kalau ngomong, dan terkadang suka membuat partnernya (polisi) geram. Disaat polisi membutuhkan laporan autopsi di waktu yang cepat, tapi karena data yang belum cukup, Baek Beom tidak segan untuk bilang "Autopsi belum selesai".Â
Baek Beom seringkali mementingkan tugasnya sebagai petugas autopsi ketimbang kehidupan pribadinya. Seringkali, karena harus lembur, Baek Beom hanya makan mie instant yang dicampur dengan sosis atau telur rebus sebagai tambahan nutrisi.
Apa saja yang bisa kita tiru dari Baek Beom, berikut rinciannya:
- Tidak Cepat Ambil Kesimpulan. "Jangan menulis fiksi". Kata-kata ini kerap muncul ketika polisi dengan buru-buru mengambil kesimpulan dari suatu kasus. Hal itu memang benar. Sebelum semua data-data terkumpul kita tidak bisa menganalisa sesuatu dan mengambil keputusan.Â
- Cross Cek Data untuk  Hasil yang Optimal. Baek Beom sangat detail ketika melakukan autopsi. Bahkan ada satu kasus yang berkaitan dengan Dokter K, lubang pada tulang yang bikin Beom pusing tujuh keliling. Kasus ini rumit karena ada alat yang digunakan untuk melubangi tulang tersebut bukan alat bisa. Bahkan pada saat itu, Beom meminta anak buahnya untuk mencari seluruh alat bor di Korea. Dan sebelum menemukan alat tersebut, Beom tidak mau mengambil kesimpulan pada kasus tersebut.Â
- Jadilah Objektif untuk Bisa Menghakimi. Ini yang paling sulit. Baek Beom terkadang berani mengambil keputusan yang berbeda berdasarkan data yang dia miliki. Tidak peduli hasil tersebut akan berakibat buruk bagi korban ataupun menguntungkan bagi terdakwa
Partner For Justice merupakan Drama Korea bertema investigasi forensik pertama yang buat saya kagum. Selain pada karakter Beom, cara sang sutradara mengemas cerita ini pun keren. Setiap episode biasanya akan membahas satu kasus, dan selesai dalam episode tersebut. Namun ada satu kasus yang terus dibahas sampai episode akhir, kasus kematian/keberadaan Oh Man Sang.
Dibalik kekaguman saya pada Partner for Justice, ada satu yang kurang sreg. Oh Man Sang, anak konglomerat yang bandel , tertangkap dengan cara yang kurang elegan dan terkesan terlalu mudah untuk konflik yang terus dipertahankaan sepanjang seaison.
Gak sabar nunggu Partner for Justice season berikutnyaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H