Mohon tunggu...
Herry Sadewo
Herry Sadewo Mohon Tunggu... -

Melalui tulisan, kutuangkan rasa dan fikiran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Badai Pasir, Mungkin Saatnya Pergantian Musim...

21 Februari 2012   10:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:22 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Besok sore kita ke pantai yuk Yah, sekalian ajak tetangga yang lain seperti waktu itu”, ajak istriku sore itu yang tahu hari Jum'at lalu, 17 Februari 2012 adalah hari liburku yang bertepatan dengan hari libur sekolah anak-anak. Namun apa daya, rencana yang sudah dipersiapkan saat itu terpaksa harus batal karena ternyata hari Jum'at terjadi badai pasir (sand storm) sejak pagi hari, bahkan semakin bertambah besar menjelang siang hari.

 

Badai pasir atau badai debu, fenomena yang biasa terjadi di negeri gurun pasir; begitu juga di tempatku tinggal saat ini, Ruwais, United Arab Emirates. Namun tidak setiap saat badai pasir terjadi disini. Hanya pada saat-saat tertentu saja datangnya, dan biasanya ini bisa dijadikan sebagai pertanda bahwa musim akan berganti; biasanya dari musim dingin ke musim panas atau justru terjadi di musim panas (summer) disaat kondisi alam terasa sangat kering dan panas. Kecepatan angin yang mencapai 40 km/jam membuat pasir beterbangan kesana kemari tak beraturan, bahkan berputar-putar tak tentu arah menyebabkan cuaca terkesan mendung akibat cahaya matahari yang tertutupi debu. Namun, badai pasir yang terjadi di Ruwais, tempatku tinggal, tidak separah di beberapa tempat lainnya yang notabene padang pasir terbuka. Sehingga di sini masih terlihat banyak orang yang berlalu lalang di sekitar kompleks; yang sebagian besar didominasi oleh pekerja dari Bangladesh, India, Pakistan dan Nepal yang sedang berlibur dan berkunjung ke Ruwais. Begitu pun dengan hari ini, yang merupakan hari keempat sejak hari Jum'at yang lalu. Angin dingin masih bertiup sangat kencang disertai dengan pasir dan debu. Teriknya sinar matahari seakan tak mampu mengantarkan hawa panas yang menyengat; bahkan cuaca terasa semakin dingin.

 

Badai pasir, atau yang biasa penduduk setempat disini menyebutnya Haboob (dalam bahasa Arab berarti angin yang kencang) adalah fenomena alam yang biasa terjadi di daerah kering disebabkan angin yang bertiup sangat kencang; yang menyebabkan pasir dan material lainnya beterbangan di udara dan menurunkan jarak pandang. Hal ini bisa juga disebabkan karena udara di atas gurun / padang pasir lebih panas sehingga menyebabkan tekanan udara di bagian bawah tidak stabil dan memicu timbulnya angin kencang.

 

Seakan badai pasir sudah merupakan hal biasa bagi warga di sini, sehingga mereka tetap melakukan aktifitas keseharian seperti biasa; tidak ada yang khusus dan berubah. Bahkan masih banyak terlihat orang yang berlalu lalang di jalanan, seakan badai pasir ini seperti layaknya angin sepoi-sepoi yang menghiasai pergantian musim bagi mereka. Terlihat berbagai kendaraan warga yang diparkir di halaman rumah tampak kotor dipenuhi debu, jendela dan teras rumah yang tak luput menjadi tempat singgah para debu pun menjadi pemandangan tersendiri. Namun dibalik badai pasir ini, ada orang-orang yang merasa diuntungkan dengan kehadirannya; siapa lagi kalau bukan para pencuci mobil.

 

Di Ruwais tempatku tinggal, kami hanya memiliki dua tempat pencucian mobil (car wash). Dari kedua tempat tersebut, sebenarnya hanya satu saja yang layak bisa dikatakan sebagai tempat pencucian mobil, karena hanya tempat inilah yang memiliki fasilitas lengkap untuk menjalankan usaha tersebut, sedangkan yang satunya tidak. Peraturan yang melarang kami mencuci mobil sendiri dengan alasan akan menimbulkan genangan dan juga pemborosan air menjadi salah satu sebab laris manisnya tempat ini dikunjungi konsumen. Berbeda dengan di negeri sendiri, Indonesia, yang bebas mencuci mobil di garasi atau pekarangan rumah, selama itu milik kita. Mungkin bagi beberapa warga di sini yang 'beruntung' menempati rumah berbentuk villa dengan garasi tersendiri, maka mereka bisa mencuci mobilnya tanpa menimbulkan genangan air keluar ke jalanan. Namun bagi sebagian besar warga lainnya yang menempati rumah berbentuk Flat dengan areal parkir terbuka, maka akan sedikit mengalami kesulitan untuk mencuci mobilnya dengan menggunakan air yang banyak, karena sudah pasti air akan mengalir dan menggenang di jalanan.

Debu yang menutupi rumah warga

 

13297466391550838545
13297466391550838545

Sisa-sisa debu yang masih tampak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun