Beberapa hari yang lalu media masa Indonesia ramai mewartakan tentang hujan badai di sejumlah kota yang menyebabkan kehilangan harta benda bahkan jiwa. Begitu juga bencana besar Topan Haiyan yang menyerang Filipina. Sebagian besar dari kami, masyarakat Indonesia yang tinggal di tepian teluk Persia hanya bisa membaca dan berusaha memahami tentang gejala alam yang terjadi nun jauh di negeri yang di cintai, Indonesia. Sambil berharap semoga hal serupa tidak terjadi di tanah kami mengais rejeki saat ini, negeri petro dollar yang memiliki tujuh emirate. Namun tak seorang pun menyangka bahwa apa yang terjadi  pada hari kamis, 21 Nopember 2013 dini hari tersebut benar-benar membuka mata kami semua bahwa hujai badai yang disertai dengan guntur benar-benar berkunjung ke kota kecil ini. Badai yang datang pada saat hampir semua warga sedang terlelap benar-benar menyisakan cerita baru bagi masyarakat sekitar. "ini hujan terbesar yang pernah terjadi selama hampir 13 tahun saya tinggal disini" ujar salah  seorang warga asal Libya yang menetap bersama keluarganya di kompleks ini. "Karena pada umumnya hujan terjadi hanya sebentar dan itupun tidak deras. Bahkan dalam setahun bisa dihitung dengan jari jumlah hujan yang turun" ujarnya lagi. Hal senada juga diamini oleh salah seorang warga Indonesia yang berprofesi sebagai enginer di salah satu perusahaan petrokimia milik pemerintah UAE.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H