Mohon tunggu...
Dam Didudam
Dam Didudam Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya Adalah Anak ke-5 dari 6 bersaudara.. saya di lahirkan Di Sabbang 21 Maret 1991, sederhana, tidak banyak bicara, sehingga orang-orang biasanya menganggap Saya sombong. tidak mudah beradaptasi. yah, it's me! I'm officially love Photography..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angka Itu #2

26 Januari 2012   01:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1327540330713617813

Hari ini tanggal 31 desember, Jarum jam menujukkan pukul 17:05, badan ini lemah lunglai seakan-akan tak mempunyai tulang, ku letakkan tubuh ini di atas kasur (springbed) yang usianya sudah hampir 1 dekade, berharap mata ini tertutup dengan cepat.. namun bayangan-bayangan itu terus menghantuiku, fikiranku melayang-layang entah kemana perginya, mungkin sudah sampai langit ke-5.. ahh. Entahlahhh… kucoba pejamkan mata ini… tetap saja tidak bisa. Kutarik handuk berwarna coklat yang sudah setahun ini menemani Saya, sudah mengeringkan tubuh yang penuh dengan daki, mengeringkan badanku yang besar ini. Kulangkahkan kakiku menuju ruangan sempit berukuran 2X2m.Satu, dua, tiga tetesan air yang menetes dari bibir keran terdengar, karena saking heningnya susasana di rumah ini. Sikat gigi, sabun, gayung, sabun, mereka seakan menertawakan Saya, mereka mengejek Saya, sungguh sangat menjengkelkan, entah kenapa mereka mengejek saya, tanyaku dalam hati!. tanpa sengaja kulihat wajahku di cermin, sungguh pemandangan yang sangat buruk. Mataku tak berkedip melihat wajah dalam cermin itu, sungguh sangat kusut, kusam dan penuh dengan bintik2 merah yang beberapa hari ini melekat di wajah jelek itu. Suara tak,..tik..tukk…. entah darimana sumber suara itu, ku angkat kepala ini dari bantal yang berisikan kapuk untuk mncari sumber suara itu, kubuka sprei kasurku, kubuka selimut yang bau tengik itu, tapi Saya tdk bisa menemukannya. Sudahlah, kembali kubaringkan badanku sembari memejamkan mata yang sudah tak bisa menahan rasa kantuk ini…. Suara itu masih mengusik telinga yang sangat sensitive dengan suara menjengkelkan itu… Pandangan mataku tertuju pada tas hitam yang berada di pojok kamar, dan ternyata masih ada tugas kantor yang Saya belum selesaikan, tanpa berfikir panjang kubuka tas kerjaku, ku keluarkan semua perkakas yang ada di dalam tas itu… satu persatu semuanya sudah tertata rapih, ku ambil kertas berwarna putih yang agak sedikit kusut.. aplikasi pengolahan data telah siap untuk digunakan. Jari-jari ini mulai menekan tombol-tombol berwarna hitam, mata ini sudah bosan melihat benda-benda kecil itu… kumasukkan satu persatu angka itu kedalam Ms. Excel, tanpa sengaja mata ini menuju pada angka-angka yang tertulis paling bawah,, dan diriku tersentak kaget, angka itu lagi…. Angka itu lagi… kucoba periksa ternyata kertas Data Hitungan itu adalah kertas yang telah Saya selesaikan sebelumnya. Sungguh aneh, seingat Saya kertas itu telah saya musnahkan,, Saya buang di tempat sampah!! Dan berharap dikemudian hari saya tidak akan pernah menuliskan angka itu lagi. #To be continued….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun