Mohon tunggu...
Saddam Nurhatami Umardi Putra
Saddam Nurhatami Umardi Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia

Hobi saya membaca buku salah satunya karya prosa seperti cerpen dan novel. Selain itu saya suka dalam hal kepememimpinan. Makanan favorit saya adalah ayam bakar buatan ibu saya, minuman yang saya suka sama seperti pacar saya, yaitu jus mangga. Ukuran sepatu saya 42 dan ukuran baju M. Saya bercita-cita sebagai seorang penulis terkenal dalam karya prosa. Doakan yah teman teman😇

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kesedihan dapat dilihat dari bahasa tubuh, apakah benar?

29 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 29 Desember 2024   10:35 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bahasa tubuh kerap kali digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada seseorang tanpa melalui lisan maupun tulisan. Hal ini menjadikan komunikasi nonverbal begitu penting dalam interaksi. Bahasa tubuh bisa digunakan untuk memaknai seseorang yang menggunakan gerakan tubuh untuk mengungkapkan ekspresi. Terkadang bahasa tubuh bisa saling dimengerti ketika adanya kesepakatan paham antar lawan bicara. 

Salah satu bentuk bahasa tubuh adalah melalui ekspresi. Ekspresi tidak dapat menjelaskan emosi secara spesifik karena manusia dapat memanipulasi dan sifatnya tidak universal seperti yang dikatakan psikolog Paul Ekman dalam penelitiannya yang berjudul Basic Emotion tahun 1999 . Dalam kajian semiotika, teori ini berfokus pada ekspresi wajah dan emosi. Artinya, setiap ekspresi yang ditunjukan seseorang secara sengaja maupun tidak memiliki makna tersendiri yang bisa diartikan. 

Salah satu ekspresi bahasa tubuh yaitu ekspresi kesedihan. Emosi dan ekspresi wajah ketika mengalami kesedihan dapat terlihat melalui tanda nonverbal, seperti penurunan sudut mulut, tatapan kosong, dan wajah yang lesu. Ekspresi kesedihan dapat terlihat melalui bahasa tubuh dalam sehari-hari. Misalnya, seseorang yang sedang berduka menunjukkan postur tubuh yang tertutup dan secara tidak langsung menghindari kontak mata. Ekspresi ini akan memicu empati dari orang lain untuk menawarkan dukungan. 

Ciri seseorang mengalami kesedihan.

Ketika sedang bersedih, seseorang akan terlihat dari gestur tubuh dan mimik wajah yang menunjukan bahwa ia sedang merasakan kesedihan. Hal ini mengindikasikan bahasa tubuh sebagai bentuk ekspresi dari suasana hati yang sedang terjadi. Terdapat tiga bagian pada wajah yang menjadi ciri seseorang sedang sedih yakni kelopak mata, alis, dan bibir. 

Perubahan yang terjadi pada kelopak mata dan alis terlihat ketika sudut bagian dalam alis akan naik. Naiknya posisi kelopak mata bagian bawah menampilkan perbedaan intensitas kesedihan yang berbeda. Kelopak bagian bawah semakin terangkat, seseorang akan semakin terlihat sedih. Perubahan selanjutnya terdapat pada bibir. Cirinya yakni sudut bibir menurun dan bibir terlihat gemetar karena menahan tangisan atau bahkan hampir menangis. 

Selain itu, ketika seseorang bersedih akan terlihat pada mimik wajah yang datar. Ia akan banyak melamun. Tatapan matanya terkadang kosong dan wajahnya terkesan murung. Bahkan diajak bicara pun tidak terfokus kepada topik pembicaraan karena pikirannya tertinggal pada suasana kesedihan itu. Gestur tubuh seseorang juga bisa menandakan kesedihan. Seperti menundukkan kepala yang biasanya diikuti air mata. Gerakan memegang dahi yang berarti sedang memikirkan suatu peristiwa sedih dan dari segi penampilan cenderung tidak rapi. 

Dengan demikian, bahasa tubuh dapat menunjukan perasaan yang sedang dialami seseorang. Bahasa tubuh juga sebagai bentuk ekspresi dari suasana yang sedang dialami. Karena, cenderungnya ketika seseorang sedang mengalami kesedihan ia tak mengatakannya, justru menyimpannya dan secara tidak sadar bahasa tubuh yang mengekspresikan perasaaan seseorang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun