"Ada dua nikmat yang seringkali membuat orang merugi karena melalaikannya. Pertama adalah kesehatan dan yang kedua adalah waktu luang"
 ~HR. Bukhori
Menjadi dokter bukanlah sebuah pilihan yang sederhana. Bukan sekadar tentang meresepkan obat untuk pasien, melainkan juga mengabdikan diri pada projek sosial dan kemanusiaan. Maka, atas profesinya yang akan terus menerus berhubungan dengan manusia, beserta perasaan dan jiwa pasien mereka secara utuh, ada satu hal yang perlu dimiliki oleh setiap dokter, yaitu jiwa yang humanis.Â
Dengan ini, sebenarnya seorang dokter akan mampu membantu pemulihan penyakit pada pasiennya selain resep obat yang ia beri. Ketenangan dan rasa aman yang diciptakannya, justru akan memicu proses peneymbuhan pasien. Hal ini dikarenakan, salah satu faktor yang dapat menginduksi munculnya sebuah penyakit ialah tingkat stress berlebih.Â
Pada tubuh, stress akan memicu sebuah zat yang akan menimbulkan proses radang, sehingga tubuh akan merasa kurang nyaman, bahkan hingga jatuh sakit. Apabila stress dialami dalam jangka waktu yang amat lama, maka tubuh akan mengalami kerusakan. Hal inilah yang pada akhirnya terjadi pada sebagian besar lansia.
Penduduk lanjut usia.
Seseorang dikatakan sebagai seorang lanjut usia (lansia) bila telah berumur > 65 tahun. Dikutip dari bahasan "Bogor Senior Citizen Roadshow and Healthy Funfest 2015" di Kota Bogor, pada Kamis 5 November 2019, di Indonesia sendiri, jumlah penduduk lansia pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 11,34% dari total jumlah penduduk. Itu artinya, diperkirakan terdapat 28,8 juta penduduk dengan umur >65 tahun.Â
Meski begitu, dengan jumlahnya yang hanya 11,34%, dari total penduduk Indonesia, penyakit kronis yang diidap lansia justru menghabiskan 50% dari total dana kesehatan yang dialokasikan.Â
Sebagian besar lansia, bahkan mengidap tidak hanya 1 jenis penyakit kronis, sekitar 28% mengidap 2 penyakit, 14,6% dengan 3 penyakit, 6,2% dengan 4 penyakit, 2,3 % dengan 5 penyakit, dan 0,8% degan 6 penyakit atau lebih. Adapun penyakit terbanyak yang diidap oleh para lansia adalah darah tinggi (57,6% total lansia), radang sendi (51,9%), dan stroke (46,1%). Hal ini menandakan bahwa lansia di Indonesia masih sagat rentan mengidap penyakit kronis.
Sebenarnya, lumrah bila lansia banyak mengalami fungsi pada tubuhnya. Hal ini memang secara fisiologis (normal) terjadi di dalam tubuh manusia. Seperti halnya mesin kendaraan, bila lama kelamaan dipakai secara terus menerus maka akan terjadi "aus". Sebagian besar organ di dalam tubuh akan mengalami "aus" setelah sekian puluh tahun digunakan tanpa henti oleh tubuh.Â