Mohon tunggu...
Sadam Khadafi
Sadam Khadafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - A graduate of the History Department at Airlangga University

Jangan takut menulis, asal ada niat dan kebaikan untuk sekitar, lanjutkan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kampung Pemulung di Tengah Kota Jakarta

8 Agustus 2021   21:43 Diperbarui: 15 Agustus 2021   18:54 4492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak Kampung Penampungan Gasong/dokpri

Jakarta bukan hanya kota megah yang terlihat dengan gedung-gedung tinggi yang berjajar di sekitar Thamrin-Sudirman saja. Jakarta juga bukan hanya kota yang terlihat bersih dan rapi. Jakarta sendiri merupakan kota yang besar dan luas.

Di balik ikon Kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Monas) maupun Bunderan Hotel Indonesia (Bunderan HI) yang terlihat indah, nyatanya masih terdapat beberapa kawasan di Jakarta yang masih jarang diperhatikan oleh banyak orang. Seperti salah satunya di kampung pemulung yang berada di Kawasan Menteng Atas, Jakarta Selatan. Kampung ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Penampungan Gasong atau Kampung 'Ghasonk'. Kampung ini tidak seperti kampung pada umumnya.

Penduduk yang berada di kampung ini masih berkutat dalam lubang kemiskinan. Bagaimana tidak? Sekitar 80% dari warga Kampung Penampungan Gasong ini bermatapencaharian sebagai pemulung. Kemudian 20% lainnya merupakan mereka yang bekerja serabutan maupun campuran. Tak heran, jika pergi ke kampung ini kemudian melihat suasana tempat tinggal mereka yang 'diwarnai' oleh bahan pekerjaan mereka yang dibawanya ke rumah. 

Di Kampung Penampungan yang secara spesifik berlokasi di tengah-tengah TPU Menteng Pulo, Menteng Atas, Setiabudi, Jakarta Selatan ini dapat dijumpai banyak sekali anak-anak. Hampir seluruh anak yang berada di Kampung Penampungan Gasong ini memiliki keterbatasan dalam memperoleh pendidikan yang layak. Tak jarang banyak ditemukan anak-anak yang putus sekolah dan ikut orangtuanya untuk bekerja. 

Tidak semua orang tua mampu untuk membiayai anaknya agar dapat memperoleh pendidikan formal. Hal ini mengingat mayoritas profesi warga di kampung ini yang bekerja sebagai pemulung dengan pendapatan yang sangat amat terbatas. Meskipun demikian, anak-anak di kampung ini masih tetap semangat dalam menuntut ilmu walaupun beberapa dari mereka tidak mendapatkan pendidikan secara formal.

Setiap anak tentu memiliki hak untuk dapat memperoleh pendidikan secara formal dan layak. Suprobo atau yang lebih akrab disapa dengan sebutan 'Pakde Bowo' ini merupakan salah satu warga Kampung Penampungan Gasong dan juga bisa dikatakan sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak di kampung ini. "Pendidikan itu menjadi aspek yang penting buat dirasakan oleh setiap anak, yang dimana pendidikan itu dapat membentuk dua pilihan yaitu 'penjahat' atau 'pejabat'" ungkap Pakde Bowo, Kamis (5/8).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun