Mohon tunggu...
Sadam Alhaadi
Sadam Alhaadi Mohon Tunggu... Administrasi - s

Mahasiswa penerima Beasiswa KIP di Institut Pariwisata Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Destinasi Ekowisata Religi Masjid Istiqlal

17 Juli 2024   01:20 Diperbarui: 17 Juli 2024   01:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://wujudaksinyata.com/keindahan-masjid-masjid-di-asia-tenggara/

Destinasi Ekowisata Religi Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-6 di Dunia. Masjid Istiqlal dapat menampung hingga 200.000 Jamaah dengan ruang utama dapat menampung sekitar 61.000 orang, masjid Iatiqlal terletak di jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Nama Istiqlal berasal dari bahasa Arab yang artinya "Kemerdekaan" karena pada saat itu Indonesia baru merdeka dan sedang menyusun lambang kemerdekaan bagi indonesia. Pembangunan masjid Istiqlal ini pertama kali dicetuskan oleh Wahid Hayim, seorang tokoh muslim dan mantan menteri Agama Indonesia, pada tahun 1949. Kemegahan arsitektur masjid Istiqlal perpaduan antara modern dan tradisional Indonesia yang merupakan hasil karya Friedrich Silaban seorang arsitek keturunan Batak. Dengan bangunan utamanya terdiri dari 5 lantai dan 1 lantai dasar dengan luas total sekitar 95.000 meter/segi.

Pembangunan dimulai pada 24 Agustus 1961 dengan peletakan batu pertama dilakukan oleh presiden pertama Indonesia yaitu Ir, Soekarno, lalu peresmian masjid Istiqlal pada tahun 1978 oleh Presiden Soeharta. Keberadaan Masjid Istiqlal merupakan simbol kerukunan karena letaknya yang bersebrangan dengan katedral. Dengan memiliki fasilitas yang cukup memadai seperti perpustakaan, ruang pertemuan, area parkir luas, akses lift bagi penyandang disabilitas serta lansia. Masjid istiqlal sudah mengalami beberapa kali renovasi sebagai bentuk peningkatan kualitas dan fasilitasnya, renovasi terbesar yang pernah dilakukan pada tahun 2019 -- 2020. Masjid Istiqlal pun tidak hanya menjadi tempat untuk melaksanakan ibadah sholat saja akan tetapi para jamaah juga dapat mengikuti kajian agama, mengikuti seminar, dan dapat menikmati kuliner halal di sekitaran masjid.

Pada perkembangan nya saat ini terdapat jumlah peningkatan minat kunjungan wisatawan terhadap destinasi religi Masjid Istiqlal. Seperti yang diungkapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2023). Mengatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah kunjungan sebesar 20% dari tahun 2020 -- 2022 dengan kunjungan wisatawan ke masjid Istiqlal meningkat 1 juta kunjungan setiap tahunnya pada tahun 2022. Terlebih tidak hanya peningkatan jumlah kunjungan, akan tetapi peningkatan jumlah pendapatan yang dirasakan oleh para pelaku usaha, maupun masyarakat lokal yang ikut terlibat langsung dalam berjalannya destinasi ekowisata religi. Menurut laporan (IRTA, 2023) wisata religi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat, dengan peningkatan pendapatan sekitar 25% di daerah yang memiliki lokasi wisata religi popular.

Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat mulai sadar akan pentingnya nilai spiritualitas pada setiap diri manusia yang mana itu harus tetap dijaga dan juga di tingkatkan. Terlebih lagi untuk jaman globalisasi dengan kemudahan akses serta informasi yang mana nantinya akan meningkatkan serta menimbulkan ke egoisan pada diri manusia yang dapat menyebabkan mengeksploitasikan sumber daya yang ada, hal ini mengindikasikan bahwa eksistensi keberadaan destinasi ekowisata religi masjid istiqlal akan mengalami kehilangan dan juga ancaman.

Jakarta sebagai kota metropolitan menarik wisatawan untuk mengeksplorasi kekayaan budaya dan spiritualnya. Semakin banyak orang di seluruh dunia menyadari pentingnya kesehatan mental dan spiritual, sebagai bagian dari upaya mereka untuk meningkatkan kesejahteraan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun