Mohon tunggu...
Sadam Nurjaeni
Sadam Nurjaeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

George H. Mead: Manusia dan Makna (Interaksionisme Simbolik)

11 Oktober 2022   07:05 Diperbarui: 11 Oktober 2022   07:10 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Interaksionisme Simbolik Teori ini ada beberapa tokohnya itu salah satunya adalah George H. Mead. Prinsip dasar dari teori interaksi simbolik ini yang pertama, Manusia itu dibekali kemampuan berpikir tidak seperti binatang jadi menurut teori ini bahwa manusia dibekali kemampuan berpikir maka dia bisa mengembangkan pengetahuannya.

yang kedua adalah kemampuan berpikir manusia itu dibentuk oleh interaksi sosial jadi semakin kita banyak berinteraksi sosial dengan orang lain maka kemampuan berpikir kita akan terus berkembang.

kemudian prinsip dasar yang ketiga adalah tidak interaksi sosial manusia mempelajari arti dan juga simbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka.Dengan berinteraksi sosial ini kita mengenai arti simbol tertentu yang ada dalam kehidupan masyarakat.

berikutnya yang keempat yaitu Bahwa makna dan simbol ini memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan berinteraksi jadi dengan ada makna dan simbol tertentu ini membuat manusia kembali akan melakukan satu eksekusi tindakan tertentu. Banyak sekali simbol-simbol tertentu yang ada dalam kehidupan kita yang kemudian ketika kita lihat tidak  perlu ada orang yang menjelaskan tentang suatu peristiwa atau kejadian di tempat itu, kita dengan hanya melihat simbol tersebut sudah paham yang kemudian kita akan mewujudkan nya dalam tindakan kita.

yang kelima dia manusia mampu mengubah arti dan simbol yang digunakan dalam tindakan serta interaksi berdasarkan penafsiran situasi.

Yang selanjutnya keenam Itu manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan karena kemampuan berinteraksi dengan dirinya sendiri dan menimbulkan peluang tindakan pilihan atas tindakannya simbol, simbol ini bisa dimodifikasi oleh individu berdasarkan kemampuan berinteraksi dengan dirinya sendiri.

Yang ketujuh adalah bahwa Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat. Ini bersifat lebih makro, dalam konteks satu tindakan dan interaksi yang terus-menerus dia menjadi tindakan kolektif, ini pada hakikatnya kemudian membentuk kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan identitas sosialnya.

Akar utama dari teori  ini tidak lepas dari akar filsafat pragmatisme dan bihaviorisme psikologis karena memang tokoh utamanya yang merintis tentang ini Georg H Mead berlatar pendidikan Psikologi. 

Dalam aliran pragmatisme ini berasumsi bahwa realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia nyata, Maksudnya bawa realitas itu terjadi dalam bentuk alam pikiran, tetapi dia dibentuk dalam sebuah tindakan yang memang bisa diamati bisa dilihat yang sebenarnya itu di dunia nyata manusia jadi alam pikiran itu dianggap bukan sebuah realitas. 

Yang berikutnya ingatan dan pengetahuan didasarkan pada dunia nyata yang berguna bagi manusia, kita bisamengingat sesuatu hal pengetahuan itu kemudian terus-menerus digunakan ketika ilmu itu bermanfaat bagi manusia, jika sesuatu ingatan atau pengetahuan yang tidak berguna bagi manusia maka dia akan ditinggalkan akan dilupakan, yang berikutnya yang manusia ini mendefinisikan objek sosial atau fisik sosialnya menurut menurut kegunaannya, jadi ketika kita melihat suatu objek sosial kita selalu melihat berdasarkan fungsi kegunaannya, Berikutnya pemahaman atas individu didasarkan pada perilakunya dalam kenyataannya, semakin kita mengalami peristiwa pengalaman yang nyata itu akan semakin terus menguap di alam pikiran manusia itu asumsi dari filsafat pragmatisme.

Selanjutnya  asumsi filsafat bihaviorisme psikologis yaitu, perilaku manusia itu tidak sama dengan perilaku hewan, kemudian tindakan manusia didasarkan oleh proses mentalnya dan yang ketiga manusia merupakan aktor yang kreatif jadi Ia membutuhkan pengetahuan yang terus-menerus berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun