[caption caption="Payung Pedang Pora melambangkan doa seorang adik untuk kakaknya (dok WS)"][/caption]
“  … Hari ini pastilah menjadi kenangan indah sepanjang hidupmu
Namun hari ini hanyalah suatu awal
Awal dari suatu perjuangan yang panjang
Perjuangan seorang Prajurit dan Suami
Serta perjuangan istri Prajurit dan istri sejati
Hari esok tidak akan terlewati hanya dengan tawa dan canda
Hari esok adalah kerja keras, kerahkan segala usaha
Tanggung jawab atas tugas dan keluarga ada di pundakmu
Tanggung jawab kepada bangsa dan negara menunggu setiap waktu… “
Begitulah penggalan puisi yang menjadi agenda wajib dalam pelaksanaan upacara Pedang Pora yang merupakan tradisi Korps Perwira di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat anggota prianya melangsungkan pernikahan dan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Para perwira yang berstatus duda dan menikah lagi, tidak akan melaksanakan tradisi ini.