Trend ngobrol di internet rame-rame bareng teman-teman sehati yang memiliki persamaan latar beragam, dari mulai asal daerah sampai almamater sekolah jenjang SD-PT, rupanya tengah booming saat ini. Setelah fitur BBM meredup pamornya, kini Whatsapp (WA) tampil sebagai fitur group chatting yang paling populer di antara para pengguna ponsel pintar.
Salah satu komunitas yang memanfaatkan WA sebagai wadah obrolan mereka adalah alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran (FEUP) Bandung angkatan tahun 1983. Mereka memilih nama ‘CapruXers’ sebagai nama grup WA. Konon menurut Revita Tantri, salah satu anggota grup, nama itu diambil dari istilah ngacapruk dalam Bahasa Sunda yang memiliki pengertian ‘ngobrol ceplas-ceplos sesuka hati’ sesuai dengan pola percakapan mereka yang memiliki ritme santai bak obrolan di warung kopi. Jumlah anggota grup ‘CapruXers’, menurut Agus Basuki Yanuar yang juga anggota grup, meliputi lebih dari 100 nama.
Begitulah pada momen libur Waisak Selasa (2/6) lalu, komunitas ‘CapruXers’ menyelenggarakan acara barbecue brunch di kediaman pasangan Revita Tantri-Agus Basuki Yanuar di kawasan perumahan Taman Persada Raya, Jatibening, Bekasi.  Meski judulnya barbecue , jangan bayangkan para hadirin berkumpul sambil bakar-bakaran daging di halaman belakang berpanas-panas. Mayoritas anggota sudah berusia di atas setengah abad dengan kondisi stamina maupun kesehatan yang bervariasi membuat tuan rumah, ketimbang menanggung resiko ada yang semaput karena sengatan matahari, memilih jalan aman dengan menempatkan tamu-tamu mereka terlindung di bawah naungan tenda atau di dalam area ruang publik rumah mereka yang luas. Urusan bakar-bakaran diserahkan pada tim katering yang dipercaya menangani urusan hidangan dalam momen tersebut.
Layaknya reuni yang lain, barbecue brunch ‘CapruXers’ pun sarat dengan kehangatan canda khas antar kawan lama plus segenap nostalgia kisah lama dan terselip urusan perjodohan semacam wacana menjalin ikatan perbesanan antar putra-putri mereka. Musik, joget, dan makan-minum aneka sajian segar-lezat yang tersaji menjadi latar interaksi mereka di situ.
Â
Suasana santai terjaga dari sejak kehadiran tamu pertama, bahkan saat tuan rumah memfasilitasi terbentuknya jalinan professional antar para tamu mereka. Wina Yunitasari, Ketua Yayasan Pendidikan ‘Tamansari Persada Raya’, yang tengah mencari pihak yang tepat untuk menangani pembuatan buku tahunan siswa-siswinya dipertemukan dengan Verry Daendels dan Tagor, para fotografer profesional yang juga bertugas mendokumentasikan jalannya acara itu. Amor Kodrat – Hendah, pasangan pengelola Ranch D’Amor, yang berniat menulis buku tentang peternakan sapi mereka juga diperkenalkan Revita-Agus pada Wahyuni Susilowati, seorang penulis independen yang sebelumnya telah melahirkan beberapa buku atas nama pribadi maupun atas permintaan kliennya.
Para alumni FEUP’83 pertama kali berkumpul pada tahun 2002 lalu bersambung pada pertemuan-pertemuan berikutnya sebelum membentuk grup WA ‘CapruXers’ untuk menjembatani jarak dan kepadatan agenda masing-masing karena anggotanya mayoritas orang-orang sibuk baik sebagai pengusaha, karyawan di jajaran top management instansi/perusahaan tempat mereka berkarya, atau pun mengurusi keluarga masing-masing. Menurut Agus, ‘CapruXers’ tidak digagas untuk menjadi organisasi formal namun lebih pada sebuah paguyuban yang dinilai lebih bersifat kekeluargaan. Namun , tentu saja sebagaimana harapan orang-orang pada kelompok yang berlatar intelektual, ‘CapruXers’ tak terhenti pada obrolan nostalgik hura-hura antar teman-teman sekampus. Mereka bersama-sama memberikan kontribusi pada almamater dengan menyumbang peralatan bagi kelas-kelas kuliah yang baru dibangun dan berpartisipasi dalam program beasiswa bidik misi bagi para yunior mereka yang punya prestasi akademik bagus namun terkendala faktor ekonomi untuk biaya kuliah plus kelengkapannya.
Selain itu sebagaimana layaknya para lulusan fakultas ekonomi, para CapruXers juga bekerja sama membangun ikatan-ikatan bisnis baik antar mereka maupun melibatkan pihak-pihak lain dengan nilai berkisar antara jutaan sampai milyaran rupiah. Nah, kalau yang ini sih nampaknya bukan fitur group chatting yang dipakai tapi jalur ‘japri’ alias jaringan pribadi dengan memanfaatkan fitur WA chat antar pemilik akun.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H