Ada banyak cara spesial untuk merayakan hari ulang tahun dari mulai mentraktir makan sampai khusus mabur ke tempat-tempat eksotis untuk memastikan momen pertambahan umur itu jadi istimewa banget. Apalagi kalau bilangan tahunnya sudah mencapai setengah abad alias limapuluh tahun yang kemudian entah kenapa diberi julukan Ulang Tahun Emas (UTE), biasanya banyak tuh yang bela-belain dengan mengerahkan segenap daya dan dana untuk membuat semacam perayaan super heboh yang diharapkan bakal jadi momen tak terlupakan sepanjang sisa perjalanan hidup …
Tiga tahun lalu tepatnya tahun 2014 ada sebuah unit kegiatan mahasiswa di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, yaitu Menwa Mahawarman Yon II Unpad, yang memilih cara spesial untuk merayakan UTE mereka dengan menggelar serangkaian kegiatan bakti sosial (baksos) dari mulai khitanan massal, donor darah, sampai yang paling highlight adalah Operasi Massal Mata Katarak dan Bibir Sumbing dengan target masyarakat sekitar Kampus Unpad di Jatinangor plus daerah-daerah lain di kawasan Jawa Barat. Tentu saja semua peserta tidak dibebani biaya apapun alias gratis, bahkan tersedia biaya transportasi sampai ke tempat pelaksanaan operasi di RS Guntur, Garut, bagi mereka yang membutuhkan dan akomodasi memadai pra maupun paska operasi.
Sinergi dengan para senior inilah, termasuk dr Tito Apriana, SpB., ahli bedah yang kemudian didaulat menjadi Penanggungjawab Medis sekaligus menangani operasi para pasien bibir sumbing bersama timnya serta dr Widjajanti Utoyo, SpM, MM., yang menangani operasi mata katarak; yang akhirnya menjadi penghubung pada para sponsor.
Begitulah, meski UTE jatuh pada 11 November 2014, namun para anggota Yon II Unpad harus berjibaku menyiasati jam-jam kosong terbatas di antara agenda padat perkuliahan mereka untuk mensosialisasikan program baksos sejak Mei 2014. Bukan hal yang mudah untuk menghubungi , mengumpulkan, dan mendatangkan para penderita mata katarak dan bibir sumbing agar bersedia mengikuti operasi missal gratis tersebut. Kepiawaian mereka menjalankan fungsi pembinaan teritorial, kehumasan dalam terminologi militer, betul-betul diuji karena perlu kecerdasan berkomunikasi tersendiri untuk melobi para aparat pemerintahan setempat dan para praktisi kesehatan di daerah asal calon-calon pasien operasi agar bersedia bekerja sama sesuai agenda yang telah disusun. Ada rangkaian proses yang harus dijalani oleh setiap calon pasien dari mulai pengisian formulir keikut-sertaan sampai ke beberapa tahapan medical screening sebelum akhirnya dinyatakan lolos memenuhi syarat untuk menjadi salah satu pasien operasi massal mata katarak atau bibir sumbing.
Momen UTE Yon II Unpad pun jadi sangat bermakna bagi para anggota maupun senior mereka karena lebih dari sekedar euforia hedonis, momen istimewa itu telah mereka abadikan dalam bentuk menghadirkan kebahagiaan di hati para peserta Operasi Gratis Mata Katarak dan Bibir Sumbing yang diharapkan dapat menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik paska operasi sebagaimana penuturan dr Tito,”Perasaan bersyukur para pasien setelah menjalani operasi pastilah akan luar biasa sekali, itulah sebabnya baksos medis dinilai menyentuh langsung pada aspek kemanusiaan.”Ujarnya seraya berharap,”Mudah-mudahan ini menjadi ibadah bagi kita semua”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H