Idul Adha tahun ini telah berlalu, namun ada yang tertinggal melekat kuat di benak melebihi harum gule atau bistik yang masih melayang-layang di dalam rumah maupun gang-gang di kompleks perumahan.
Penyembelihan domba, sapi, kerbau, atau unta dengan niat berqurban sesungguhnya memiliki target yang lebih tinggi dari sekedar sedekah atau berbagi daging dengan sesama lintas status sosial-ekonomi dan lintas keyakinan. Kedermawanan tersebut merupakan batu loncatan menggapai tujuan berikutnya
Qurban', menurut Ustadz Adi Hidayat via kanal YT 'Adi Hidayat Official' per 29/6/2023, adalah bentuk superlatif dari 'qo ro ba' yang berarti 'sangat dekat'. Selanjutnya qurban dimaknai 'sangat mendekatkan diri pada Allah'.
Jadi bukan seberapa besar atau seberat apa hewan ternak yang disembelih, tolok ukur kesuksesan seorang pequrban ditentukan pada seberapa tinggi kemampuannya dalam membangun kedekatan yang lebih dengan Allah Subhanahu wa ta'alaa.
Selanjutnya Ustadz Adi Hidayat memaparkan bahwa salah satu ciri kian dekatnya hubungan dengan Allah adalah bertambahnya kuantitas ibadah ritualnya dari mulai sholat fardhu, sholat tahajjud dan sholat-sholat sunnah lainnya, begitu juga semua turunan ibadah sesuai tuntunan agama yang memang ditujukan untuk mempererat hubungan dengan Rabb Azza wa Jalla.
Ciri kesuksesan lain dari seorang pequrban adalah bertambah baik hubungannya dengan sesama manusia dari lingkungan terdekat, yakni keluarga, sampai ke lingkungan yang lebih luas lagi.
Misi lebih mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wa ta'alaa ini pun diemban oleh Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu (PM3) di kawasan Magelang yang selalu rutin menggelar agenda qurban penguatan aqidah dengan memfasilitasi tebar hewan qurban yang dagingnya akan dibagikan pada masyarakat binaan mereka maupun umum di dusun-dusun pelosok kawasan Gunung Merapi dan Merbabu.
PM3 membidik aspek meningkatkan kualitas hablum minallah (hubungan dengan Allah) melalui penguatan syiar dakwah dan hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia) melalui distribusi daging yang notabene masih tergolong makanan mewah bagi mayoritas masyarakat strata menengah ke bawah. Diharapkan sinergi dakwah dan sedekah ini bisa menjadi tameng revitalisasi kaum fakir dari gempuran kekufuran yang datang bertubi-tubi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H