Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Bisakah Kau Menungguku? Sahur! Sahur!

1 Mei 2021   09:26 Diperbarui: 1 Mei 2021   09:33 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nun beberapa tahun silam sebelum vokalis flamboyan Nazriel Ilham menyandang nama pentas Ariel NOAH, yang belakang ini adalah nama grup band-nya sekarang, dan grup terdahulunya Peterpan masih sangat eksis berkibar di percaturan musik Indonesia dengan melahirkan sejumlah hits seperti 'Buka Dulu Topengmu', 'Separuh Aku', 'Bintang di Surga', dan banyak lagi lainnya; ada romansa tersendiri dari salah satu tembang jawara yang dibawakannya yang kemudian menginspirasi sejumlah bocah SD-SMP di sekitar basecamp kami untuk menggubahnya menjadi sarana membangunkan warga di saat sahur.

Judulnya, silahkan buka dulu aplikasi musik (agar lebih berasa kreatifitas menakjubkan para bocah yang kini pastinya sudah menjadi bagian dari angkatan kerja republik ini), cari, dan simak lagu 'Tak Bisakah' NOAH/Peterpan. Fokus pada reffrein saat vokal khas Ariel mendayu,'  Tak bisakah kau menungguku//hingga nanti tetap menunggu//tak bisakah kau menungguku// menemani dalam hidupku//ohhh ...'

Sudah? Lalu nyanyikan nada yang sama dengan lirik ini,'Mari kawan ayo kita sahuuur//jangan sampai pada ngelinduuurrr//mari kawan ayo kita sahuurrr// jangan sampai pada ngelindurrrr// ... 'ohhh'nya diganti dengan tabuhan serasi cukup tepat nada pada pantat galon-galon bekas wadah air mineral 19 literan. Bong ... booonggg .... bongggg ... 

Gerombolan bocah pecinta Peterpan itu berkeliling area pemukiman warga sembari mengulang-ulang reffrein hasil modifikasi mereka setiap jam 03.00 wib dinihari. Canda-gelak tawa mereka terdengar begitu riuh dan sangat efektif membuat para warga, yang masih tenggelam dalam lautan mimpi, tercerabut bangun untuk bersegera makan sahur. Sedikit mengomel dan ujung-ujungnya menyeringai geli karena kreatifitas nan jenaka itu.

Kelompok perkusi galon bocah bertahan selama beberapa dinihari, selanjutnya dentingan tiang listrik atau pagar besi yang ditabuh entah tangkai besi atau apa milik para anggota Hansip diiringi seruan,'Sahuuur ! Sahuur ...', kembali menjadi alarm berjamaah warga.

Lalu ada pula kumandang rangkaian adzan awal bersahut-sahutan dari TOA masjid-masjid sekitar diiringi ajakan para muadzin untuk menyegerakan sahur dan menyebutkan jam berapa imsak setiap harinya. Aktifitas ini masih berlangsung sampai Ramadan sekarang, sementara yang dua terdahulu sudah raib seiring perjalanan waktu.

Catat juga kiprah merbot jawara mantan preman Bang Jack (diperankan oleh aktor senior Deddy Mizwar) dalam sinetron-kuis 'Para Pencari Tuhan' (PPT) yang setia menemani momen-momen sahur selama 14 tahun terakhir, namun belakangan kami harus merelakan tayangan konsisten genre itu karena bangun mepet imsak dan sedikit 'ilfeel' alias bete gegara bombardir iklannya.

Namun terlepas dari sedikit ketidaknyamanan tersebut, saat ini PPT tetaplah highly recommended  di belantara sinetron Indonesia yang makin tak jelas arahnya. Kami mengetahui hal ini bukan karena rajin menonton televisi, yang memang sejak beberapa tahun terakhir sudah kami geser sepenuhnya dengan laptop-laptop pribadi, namun karena sekilas membaca berita-berita terkait sinetron-sinetron yang tengah populer di masyarakat kita. Intinya, kami memang bukan fans jenis tayangan ini dan pasti nge-hang kalau diajak ngobrol seputar perkembangan ceritanya.

Kebiasaan menyantap mie instan berkuah yang memang segar banget dikonsumsi saat mata masih setengah melek pun sudah lenyap dari khasanah sahur basecamp digantikan oleh nasi merah, sayur, dan asupan protein. Kalau kepepet banget, taburan abon jadi solusi di detik-detik jelang imsak.

Sahur memang bukan semata mencari kenyang, namun menemukan hikmah dan keberkahan. Menu apapun boleh dipilih selama itu tak dilahap berlebihan sehingga mengundang kantuk dan membuat kita kebablasan melalaikan sholat Subuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun