Pada Agustus 2020 lalu, sebagaimana dirilis olympicchannel.com, dua petenis putri papan atas dunia yang juga kakak beradik Venus Williams dan Serena Williams untuk ke-31 kalinya kembali saling berhadapan di final liga Women's Tennis Association (WTA) di Lexington (Kentucky) sekaligus menjadi momen perdana mereka bermain di lapangan tanpa kehadiran penonton karena pandemi Covid-19 masih berlangsung. Serena berhasil mengalahkan kakaknya dengan skor ketat dan dia berkata pada para wartawan paska kemenangannya,"(Pertandingan melawan Venus) Itu tidak pernah mudah."
Venus dan Serena memang tidak pernah saling mengalah saat bertanding satu sama lain dan kompetisi terbuka antar mereka dimulai sejak remaja saat keduanya bertemu di babak kedua Australian Open tahun 1998. Selanjutnya adalah cerita panjang pencapaian yang nyaris tanpa henti, baik sebagai pemain tunggal dimana keduanya sukses mengantongi 30 gelar tunggal putri Grand Slam yang finalnya mempertemukan mereka berdua dan 9 medali Olimpiade (delapan di antaranya medali emas)
Pada tahun 2000, kakak beradik ini melakukan debut Olimpiade mereka dengan kesuksesan gemilang, Venus memenangkan tunggal dan kemudian bekerja sama dengan Serena untuk menjuarai nomor ganda putri. Ini menunjukkan bahwa meski mereka berkompetisi sangat sengit di arena pemain tunggal, namun tetap solid saat harus tampil sebagai pemain ganda.
Hal yang lebih mengesankan lagi adalah kenyataan bahwa sibling rivalry antar Venus dan Serena tidak membuat mereka kehilangan keakraban sebagai kakak-adik saat berada di luar lapangan.
Misalnya, seusai mengalahkan Serena pada momen pertandingan pertama mereka di babak kedua Australian Open 1998, Venus berucap," (Kalau) Hari ini final pastinya akan sangat menyenangkan, tapi rasanya sayang sekali harus menyingkirkan adik saya di babak kedua."
Sikap ngemong Venus juga, sebagaimana dirilis olympicchannel.com, Â diperlihatkannya seusai mengalahkan Serena di final Turnamen Wimbledon tahun 2008 ketika dimintai komentar atas kemenangannya,"Tugas pertama saya adalah sebagai kakak dan saya melakukannya dengan sangat serius."
Sementara Serena mengomentari duel tenis di ajang USA Open 2018 dengan berujar pada wartawan,"Bagian terbaiknya adalah kami bisa mengeluarkan (kemampuan) yang terbaik satu sama lain. Saya merasa sepanjang perjalanan karir, kami telah saling mendorong satu sama lain untuk menjadi yang terbaik yang kami bisa ... sekaligus (tetap) menjadi Venus dan Serena Williams."
Persaingan antar saudara pada dasarnya, menurut  Dr. Adeola Adelayo -seorang psikiater di Rumah Sakit Kesehatan Perilaku Banner di Scottsdale  (Arizona) - sebagaimana dirilis Banner Health, adalah hal yang normal dan terjadi secara alami ketika seorang anak mencoba menemukan tempatnya dalam keluarga.
Tugas orangtua saat menyadari terjadinya persaingan antar anak-anak mereka adalah mencari akar penyebabnya. Itu bukan hal yang mudah dan langkah pertama terbaik adalah orangtua harus melakukan instropeksi diri, pastikan bukan sikap favoritisme alias pilih kasih pada anak yang menjadi sumber persaingan (tak sehat) mereka karena dampaknya akan membekas panjang sampai ke masa dewasa mereka kelak.
Kedua, menurut Adelayo, saat terjadi persaingan antar anak adalah momen yang tepat bagi orangtua untuk mengajarkan empati antar saudara sambil  membantu anak-anak anda untuk mengenali keunikan dan kekuatan  mereka masing-masing. Orangtua harus memberikan pemahaman pada anak-anak bahwa mereka adalah individu mandiri yang bukan hanya sebuah bagian dari keluarga. Keberhasilan mereka maupun keberhasilan saudara mereka, sama-sama harus dirayakan oleh semua orang dalam keluarga.
"Kesuksesan satu orang adalah kesuksesan keluarga," kata Adelayo sebagaimana dikutip Banner Health, "Kebanggaan individu menjadi kebanggaan keluarga."