Kemiskinan ekstrim menurut Bank Dunia didefinisikan sebagai hidup dengan penghasilan USD 1,9 (setara Rp.27 ribu) atau kurang setiap hari dan sebuah laporan penelitian yang diterbitkan oleh UNU-WIDER, lembaga dalam United Nations University, Jumat (12/6) lalu menyatakan bahwa dampak ekonomi dari pandemi coronavirus berpotensi menjerumuskan 395 juta orang baru dalam kemiskinan ekstrim sehingga di seluruh dunia jumlah orang berstatus demikian akan membengkak menjadi lebih dari 1 milyar (Reuters, 12 Juni 2020).
"Prospek bagi orang-orang termiskin di dunia terlihat suram kecuali pemerintah melakukan lebih banyak (terobosan ekonomi) dan lebih cepat untuk menutup hilangnya pendapatan harian yang dihadapi orang miskin." Kata Andy Sumner, salah satu penulis laporan.
Skenario terburuk adalah bila situasi ekonomi terus menurun sehingga sangat mengganggu siklus bisnis (kontraksi ekonomi) hingga menyebabkan penurunan 20% dalam pendapatan atau konsumsi per kapita, maka jumlah mereka yang hidup dalam kemiskinan ekstrem dapat meningkat menjadi 1,12 miliar orang.Â
Kontraksi yang sama yang diterapkan pada ambang batas kemiskinan standar $ 5,50 di negara-negara berpenghasilan menengah ke atas akan membuat lebih dari 3,7 miliar orang atau lebih dari setengah populasi dunia hidup di bawah garis kemiskinan ini.
Para peneliti dari King's College London dan Australian National University juga menemukan bahwa kemiskinan akan bergeser dalam distribusi geografisnya.
Wilayah yang diperkirakan akan memiliki jumlah terbesar orang yang berisiko terjerumus dalam kemiskinan ekstrem adalah Asia Selatan, hal ini terutama didorong oleh India yang berpenduduk padat. Lalu zona Afrika Sub-Sahara yang ditengarai sebagai wilayah lahirnya sepertiga dari kenaikan jumlah orang ekstrim miskin baru di dunia.
Pada hari Senin, sebagaimana dilansir oleh Reuters, Bank Dunia mengatakan pihaknya memperkirakan 70-100 juta orang akan didorong ke dalam kemiskinan ekstrem oleh pandemi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H