Beserta kesulitan selalu ada kemudahan yang menyertai dan bersama pandemi nan meresahkan saat ini, ada banyak teladan tentang kedermawanan sosial.
Bentuknya sangat bervariasi dari mulai penggalangan dana online untuk donasi penyediaan alat pelindung diri bagi para pejuang medis atau penyantunan sesama yang rapuh secara ekonomi sampai menggantung kresek-kresek berisi sembako di pintu pagar dengan secarik karton bertuliskan 'GRATIS! Silahkan diambil secukupnya'. Atau beli nasi kotak ekstra untuk dibagi pada pemulung yang terlihat di perjalanan pulang.
Ramadhan yang kali ini hadir di tengah pandemi dengan kewajiban membayar zakat fitrah-nya pun menawarkan peluang bagi para orangtua untuk memberikan edukasi kedermawanan sosial bagi anak-anak mereka.
Bukhari, Muslim, Malik, an-Nasai, dan Abu Dawud dari Abdullah bin Umar ra bahwa 'Rasulullah Shallallahu' alaihi wa Sallam mewajibkan zakat fitrah satu sha' kurma atau satu sha' gandum atas setiap hamba sahaya dan orang merdeka, baik kecil maupun sudah dewasa' (diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dari Ibnu Abbas dan dari Jabir, 'Prophetic Parenting' hal.379).
Hadis sahih di atas menggaris-bawahi bahwa Rukun Islam keempat itu adalah kewajiban yang juga diamanahkan pada anak-anak yang belum dewasa.
Zakat fitrah anak-anak lazimnya dibayarkan oleh orangtua mereka, namun bagaimana kalau tahun ini mereka dimotivasi untuk berusaha membayar zakat fitrah secara mandiri?
Zakat secara umum, sebagaimana firman Rabb Azza wa Jalla dalam Al-Qur'an, surat at-Taubat (9) ayat 103; berfungsi untuk membersihkan dan mensucikan harta dan zakat fitrah memiliki fungsi yang sama, hanya saja yang dibersihkan bukan aspek finansial namun harta yang lebih berharga, yakni jiwa-raga kita.
Lantas di usia berapa anak sebaiknya dibimbing untuk membayar zakat fitrah-nya sendiri?
Patokan utamanya bukan usia, tapi level kemampuan komunikasi anak yang sifatnya individual. Saat anak sudah mampu memahami instruksi sederhana (terkait kebutuhan dasar makan-minum-tidur-kebersihan diri dan mengerti lalu merespon pertanyaan/perintah simpel,-pen.), edukasi untuk membayar zakat fitrah sudah bisa mulai diberikan.
Tahapan Edukasi
Bekali diri dengan literasi seputar pendidikan anak sesuai kondisi anak-anak, perdalam pengetahuan tentang seluk beluk zakat fitrah, siapkan kesabaran tanpa batas plus kasih sayang, dan berkoordinasilah dengan pasangan atau keluarga besar bagi orangtua tunggal dalam urusan ini. Need a village to raise a child.