Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dokter UGD Lolos dari Maut Covid-19 Berkat Pengobatan Eksperimental

18 April 2020   18:27 Diperbarui: 18 April 2020   18:24 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr Ryan Padgett (kiri) bersama salah satu anggota tim medis yang merawatnya, Dr Samuel Youssef (doc. NY Daily News, nytimes.com/ed.Wahyuni)

Sistem kekebalan tubuh biasanya menggunakan protein yang disebut cytocine sebagai senjata dalam memerangi penyakit. Namun entah kenapa pada beberapa pasien COVID-19, sistem kekebalan tubuh mereka awalnya gagal merespon serangan coronavirus dan kemudian membanjiri tubuh dengan cytocine sehingga menghancurkan pembuluh darah dan mengisi paru-paru dengan cairan. Fenomena yang disebut 'badai cytocine' itulah yang dialami Padgett.

Para dokter selanjutnya mencoba menangani Padgett dengan Actemra, obat yang dirancang untuk mengobati rheumatoid arthritis tetapi juga disetujui pada tahun 2017 untuk mengobati badai cytocine pada pasien kanker.

"Tugas kami adalah menenangkan badai."Kata Dr. Samuel Youssef, seorang ahli bedah jantung. "Dr. Padgett dapat 'membersihkan virus' begitu sistem kekebalan tubuhnya kembali seimbang."

Matt Hartman, seorang ahli jantung, mengatakan bahwa setelah empat hari menggunakan obat penekan kekebalan, ditambah dengan vitamin C dosis tinggi dan terapi lainnya, tingkat oksigen dalam darah Padgett meningkat secara dramatis. Pada tanggal 23 Maret 2020, tim dokter sudah dapat melepaskan instalasi peralatan penyokong hidup yang digunakan Padgett.

Empat hari kemudian, mereka melepas tabung pernapasannya. Dia perlahan-lahan bangun dari koma pembiusannya, lalu segera menjadi lebih sadar akan lingkungannya, dan melakukan percakapan FaceTime dengan anggota keluarga, yang tidak dapat mengunjungi karena menjalani 'lockdown'. 

Ketika Padgett mengenal Youssef, Hartman, dan anggota tim lainnya, mereka memberi tahu dia tentang seorang ibu dari tiga anak yang berada di rumah sakit juga karena mengalami badai cytocine. Dia melihat kegembiraan tim karena mereka telah mencoba penanganan medis yang baru pada dirinya dan dia pulih kembali karena hal itu.

Padgett pulang pada 5 April 2020. Dia menjalani proses pemulihan yang panjang dan lambat baik secara fisik maupun kognitif. Dia berharap menjadi dokter yang lebih baik dalam mengingatkan betapa dahsyatnya penyakit bagi pasien dan keluarga.

Pelajaran dari pemulihan dramatis Padgett diharapkan juga  dapat membantu dokter di seluruh dunia mengobati pasien COVID-19 yang sangat sakit lainnya.

"Ini adalah penyelamatan yang seperti ditampilkan di film-film, yang tidak sering terjadi di dunia nyata."Papar Padgett. "Saya hanya penerima yang beruntung dari mereka yang berkata,' Kami belum selesai. Kami akan pergi ke dunia eksperimental untuk mencoba dan menyelamatkan hidup Anda' ... " (Los Angeles Times, 14 April 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun