Sistem kekebalan tubuh biasanya menggunakan protein yang disebut cytocine sebagai senjata dalam memerangi penyakit. Namun entah kenapa pada beberapa pasien COVID-19, sistem kekebalan tubuh mereka awalnya gagal merespon serangan coronavirus dan kemudian membanjiri tubuh dengan cytocine sehingga menghancurkan pembuluh darah dan mengisi paru-paru dengan cairan. Fenomena yang disebut 'badai cytocine' itulah yang dialami Padgett.
Para dokter selanjutnya mencoba menangani Padgett dengan Actemra, obat yang dirancang untuk mengobati rheumatoid arthritis tetapi juga disetujui pada tahun 2017 untuk mengobati badai cytocine pada pasien kanker.
"Tugas kami adalah menenangkan badai."Kata Dr. Samuel Youssef, seorang ahli bedah jantung. "Dr. Padgett dapat 'membersihkan virus' begitu sistem kekebalan tubuhnya kembali seimbang."
Matt Hartman, seorang ahli jantung, mengatakan bahwa setelah empat hari menggunakan obat penekan kekebalan, ditambah dengan vitamin C dosis tinggi dan terapi lainnya, tingkat oksigen dalam darah Padgett meningkat secara dramatis. Pada tanggal 23 Maret 2020, tim dokter sudah dapat melepaskan instalasi peralatan penyokong hidup yang digunakan Padgett.
Empat hari kemudian, mereka melepas tabung pernapasannya. Dia perlahan-lahan bangun dari koma pembiusannya, lalu segera menjadi lebih sadar akan lingkungannya, dan melakukan percakapan FaceTime dengan anggota keluarga, yang tidak dapat mengunjungi karena menjalani 'lockdown'.Â
Ketika Padgett mengenal Youssef, Hartman, dan anggota tim lainnya, mereka memberi tahu dia tentang seorang ibu dari tiga anak yang berada di rumah sakit juga karena mengalami badai cytocine. Dia melihat kegembiraan tim karena mereka telah mencoba penanganan medis yang baru pada dirinya dan dia pulih kembali karena hal itu.
Padgett pulang pada 5 April 2020. Dia menjalani proses pemulihan yang panjang dan lambat baik secara fisik maupun kognitif. Dia berharap menjadi dokter yang lebih baik dalam mengingatkan betapa dahsyatnya penyakit bagi pasien dan keluarga.
Pelajaran dari pemulihan dramatis Padgett diharapkan juga  dapat membantu dokter di seluruh dunia mengobati pasien COVID-19 yang sangat sakit lainnya.
"Ini adalah penyelamatan yang seperti ditampilkan di film-film, yang tidak sering terjadi di dunia nyata."Papar Padgett. "Saya hanya penerima yang beruntung dari mereka yang berkata,' Kami belum selesai. Kami akan pergi ke dunia eksperimental untuk mencoba dan menyelamatkan hidup Anda' ... " (Los Angeles Times, 14 April 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H