Rumah-rumah sakit di kota Guayaquil yang terletak di bagian barat Ekuador sudah tidak memiliki tempat tidur tersisa untuk menerima pasien; begitu pula kamar mayat, rumah duka, dan tempat pemakaman sudah tak memiliki ruang untuk menampung jenazah-jenazah yang kian bertambah jumlahnya sehingga memicu ketegangan di sana-sini (CNN, 4 April 2020).
Ketiadaan tempat penampungan membuat warga di sana tidak punya pilihan selain membungkus rapat jenazah anggota keluarga dan menyimpannya di luar rumah, bahkan di pinggir jalan sebelum diambil petugas berwenang.
Belum jelas berapa banyak orang yang sekarat dan meninggal karena Covid-19, satu hal yang sudah pasti bahwa pandemi coronavirus membebani layanan publik di kota terpadat di negara itu sampai ke titik kehancuran.
"Kami telah menunggu selama lima hari."Kata Fernando Espana dalam sebuah video yang diperoleh Reuters pada Senin (30/3) dimana ia mengeluh tentang perjuangan untuk meminta pihak berwenang menjemput anggota keluarganya.
"Kami lelah menelepon 911 dan satu-satunya hal yang mereka katakan adalah (meminta kami) menunggu, mereka akan berusaha menyelesaikan ini." Lanjutnya seraya menggerakkan kamera melalui jendela untuk menunjukkan jenazah terbungkus plastik hitam terbujur di dalam rumah dengan dua kipas angin dihidupkan untuk menghalau bau busuk.
Namun usaha itu tidak membuahkan hasil,"Baunya sudah tidak tertahankan."Ujar Glenda Larrea Vera, tetangga Espana, dalam video yang sama,"Kami punya tetangga yang sudah lanjut usia dan ibuku yang berusia 80 tahun juga mengalami masalah pernapasan."
CNN juga menemukan sebuah video pengawasan jalan yang memperlihatkan pengendara sepeda motor meninggalkan mayat di jalan dan beberapa jam kemudian, sekelompok orang, yang mengenakan pakaian hazmat khusus, mengambil jenazah tersebut lalu memasukkannya ke dalam mobil dan pergi.
Video lain yang diperoleh CNN memperlihatkan sekelompok orang bermasker tengah mengeluarkan mayat dari dalam mobil. Mereka tengah membungkusnya dengan semacam terpal hitam saat sebuah mobil polisi mendekat beberapa menit kemudian. Percakapan terjadi dan kelompok itu akhirnya memasukkan tubuh kembali mayat ke dalam mobil. Polisi yang dihubungi CNN menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan rincian tentang video tersebut.
Data statistik nasional menunjukkan bahwa pada periode 23-30 Maret 2020 pemerintah Ekuador telah mengumpulkan lebih dari 300 mayat dari rumah-rumah pribadi di Guayaquil yang, menurut CIA Factbook, memiliki 2,99 juta penduduk itu.
Jorge Wated, kepala satuan tugas militer gabungan yang dibentuk untuk menangani krisis coronavirus Ekuador, dalam sebuah wawancara televisi pada hari Rabu (1/4) mengatakan bahwa satuan tugasnya yang '(semula) mengangkut 30 mayat per hari dalam tiga hari terakhir harus menangani 150 mayat per hari' berkat kerja keras rumah duka pribadi maupun pengelola pemakaman di negara tersebut.
Walikota Guayaquil, Cynthia Viteri dengan nada putus asa berupaya meminta bantuan dari pemerintah nasional dalam sebuah video yang diunggah ke akun Twitter-nya minggu lalu. "Apa yang terjadi dalam sistem kesehatan masyarakat negara ini? Mereka tidak mengambil orang mati dari rumah, mereka meninggalkannya di trotoar (atau) menjatuhkannya di depan rumah sakit. (Dan) Tidak ada yang mau mengambilnya." Keluh Viteri seraya menambahkan, " (Padahal) kita perlu tahu penyebab orang itu meninggal ..."