Beberapa pejabat aktif dan mantan anggota badan intelijen itu percaya akan menemukan jalan bagi CIA dan pasukan milisi untuk terus bekerjasama dengan pemerintah Afghanistan baru yang Taliban termasuk di dalamnya. Hal itu, menurut mereka, sangat penting untuk menjaga kesepakatan damai dapat terus hidup dan berumur panjang.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah seagresif apa Taliban bisa membendung sepak terjang Al-Qaeda. Sirajuddin Haqqani salah seorang wakil pemimpin Taliban yang menggunakan taktik brutal selama perang dan bertanggung jawab atas kematian ribuan orang, telah menolak untuk secara jelas menyebutkan nama Al-Qaeda dalam sebuah op-ed di The New York Times baru-baru ini. Alih-alih dia menjuluki Al-Qaeda sebagai kelompok "pengganggu".
Dia pun menyatakan bahwa tak seorangpun warga Afghan yang berminat untuk membiarkan kelompok-kelompok semacam itu 'melakukan pembajakan' atas negara mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H