Konstitusi Inggris memang mengatur bahwa biaya operasional kehidupan ratu/raja beserta keluarga besarnya, yang memenuhi kriteria tertentu, diambil dari kas negara yang utamanya bersumber pada pajak yang dibayar oleh rakyat. Tentu saja ada konsekuensi yang harus dipenuhi oleh keluarga kerajaan sebagai kompensasi fasilitas itu, termasuk mempublikasikan agenda keseharian mereka, pada publik.
Jadi kalau ada kalangan ningrat di negeri Ratu Elizabeth II yang terlalu ketat dengan urusan privasi, rakyat Inggris sah-sah aja melontarkan kecaman terbuka.
Tidak heran kalau media Inggris, khususnya format tabloid, sangat bernafsu memburu dan menggodok berbagai isu eksklusif seputar keluarga kerajaan terkadang sampai taraf 'menjijikkan' untuk ukuran nalar manusia normal demi memuaskan keingintahuan masyarakat sekaligus mendongkrak oplah.
Umumnya para bangsawan Inggris yang berlatar pendidikan tinggi itu bisa berdamai dengan kondisi sedemikian yang sudah berlangsung dalam hitungan abad itu. Namun belakangan terjadi perubahan sikap yang menarik di generasi muda keluarga kerajaan, terutama di kalangan cucu-cucu Ratu Elizabeth II, yang mungkin justru merasa terkekang oleh kemewahan hidup dibayari oleh rakyat mereka sehingga memutuskan untuk membangun karir dengan melepas atribut kebangsawanan.
Contoh terhangat saat ini adalah Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, yang menggemparkan masyarakat dengan keputusan mereka untuk  lengser dari status anggota senior keluarga kerajaan plus meninggalkan segenap tugas kebangsawanan terkait.
Keputusan yang dilansir via akun Instagram itu dibuat tanpa berkonsultasi dengan para sesepuh dan membuat gusar Ratu yang notabene adalah nenek Harry.
Namun Harry bukanlah cucu pertama Sang Ratu yang memutuskan untuk tidak menghidupi diri dari asupan pajak rakyat. Jauh sebelumnya, sebagaimana dilansir South China Morning Post (13/1); Putri Beatrice, Putri Eugenie, Zara Phillips, dan David Amstrong-Jones telah melakukan hal yang sama .
Putri Beatrice adalah sulung dari pasangan Pangeran Andrew dan mantan istrinya, Sarah Ferguson, yang menempati urusan kesembilan dalam jajaran pewaris tahta namun menolak menggantungkan diri pada pendapatan sebagai anggota keluarga kerajaan. Dia sekarang menjabat wakil presiden urusan kerjasama dan strategi di Afiniti, sebuah korporasi mulitinasional di bidang data dan perangkat lunak yang berbasis di AS.
Sementara adiknya, Putri Eugenie, yang ada di urutan sepuluh pewaris tahta berkiprah di London sebagai direktur Hauser & Wirth, sebuah galeri seni modern dan kontemporer papan atas yang kantor-kantornya tersebar di AS, Eropa, dan Asia.
Lalu ada Zara Phillips, cucu Ratu dari Putri Anne, yang tidak memiliki gelar kebangsawanan karena sang ibu menolak keras hal tersebut. Zara adalah penunggang kuda kelas dunia, duta perusahaan internasional, Rolex dan Land Rover, serta sukses berbisnis dengan memasarkan perhiasan koleksinya sendiri. Dia menempati urutan 19 pewaris tahta.
Sementara Earl David Armstrong-Jones, anak dari Putri Margaret yang merupakan adik kandung Ratu, tak terlalu banyak tampil dalam agenda kegiatan kerajaan. Dia sibuk menjalankan perusahaan mebelnya sendiri disamping menjabat ketua kehormatan rumah lelang kelas atas Christie di Eropa, Timur Tengah, Rusia, dan India.