Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lokasi Estafet Obor Olimpiade Tokyo 2020 Rawan Radiasi Nuklir

5 Desember 2019   07:55 Diperbarui: 5 Desember 2019   08:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Jepang awalnya ingin menggunakan momen Olimpiade Tokyo 2020 sebagai ajang untuk menunjukkan kondisi terbaru wilayah Fukushima yang telah berhasil dipulihkan paska diporak-porandakan gelombang Tsunami pada tahun 2011. Rencana semula adalah menggunakan J-Village, sebuah kompleks olahraga yang terletak sekitar 12 mil dari pembangkit nuklir yang rusak akibat bencana tersebut, sebagai titik awal untuk lari estafet obor Olimpiade yang akan berlangsung pada bulan Maret 2020.

Namun apa mau dikata, laporan badan lingkungan dunia Greenpeace menyatakan bahwa mereka mendeteksi adanya beberapa  hotspot  radiasi nuklir di Fukushima tepat di lokasi yang direncanakan sebagai titik awal lari estafet obor tersebut (The Guardian, 4 Desember 2019).

Kementerian lingkungan Jepang menyatakan bahwa kawasan tersebut secara umum aman dan menyatakan tengah menjalin serangkaian pembicaraan dengan komumitas-komunitas setempat untuk melakukan survei area sebelum Olimpiade 2020, yang rencananya akan dibuka pada 24 Juli 2020, dilaksanakan.

J-Village yang aslinya dirancang untuk pusat latihan bagi para atlet tersebut selama bertahun-tahun difungsikan sebagai pusat logistik bagi para kru yang bekerja mengendalikan dan menonaktifkan reaktor yang mati. Setelah proses pembersihan, pusat latihan kembali beroperasi secara penuh pada bulan April tahun ini tak lama setelah keputusan estafet obor olimpiade dibuat.

Greenpeace, sebagaimana dilansir oleh The Guardian,  mendesak pemantauan radiasi baru dan melanjutkan upaya pembersihan karena mereka telah mendeteksi beberapa titik dengan tingkat radiasi setinggi 1,7 microsieverts per jam ketika diukur satu meter di atas permukaan tanah.

Standar keamanan nasional tingkat radiasi adalah 0,23 microsieverts per jam dan level radiasi di Tokyo sekitar 0,04 microsieverts per jam. Sementara  hotspots  di Fukushima menunjukkan level 71 microsieverts per jam di permukaan.

Tokyo Electric Power Company, yang mengoperasikan pabrik di Fukushima, mengatakan pihaknya membersihkan tempat-tempat yang dimaksud pada hari Selasa setelah kementerian lingkungan memberitahu mereka tentang masalah hotspots  radiasi nuklir.

Bahaya Radiasi Nuklir 

Reaktor nuklir yang rusak, sebagaimana dilansir dalam laman alodokter.com, mengeluarkan bahan yodium radioaktif dan cesum. Bahan tersebut dipercaya menyebabkan ratusan ribu pekerja PLTN Chernobyl meninggal, baik saat kejadian atau karena penyakit radiasi nuklir yang timbul setelah insiden tersebut.

Laman tersebut juga memaparkan bahwa radiasi nuklir dapat menghancurkan sel-sel di seluruh organ tubuh, meningkatkan resiko kanker, mengganggu proses tumbuh-kembang syaraf dan otak anak sehingga bisa menyebabkan cacat permanen, dan kerusakan jaringan kulit dari mulai luka bakar sampai kanker kulit. Pada level yang parah, dampak radiasi nuklir dapat sangat mematikan. Oleh karena itu segera upayakan pertolongan medis pada kasus-kasus yang diduga terkait dengan radiasi nuklir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun