Kecerdasan emosi yang mengakar pada relijiusitasnyalah yang membuat dia menerima tantangan dan bersedia mengikrarkan sumpah jabatan di Mahkamah Agung di hari yang sama setelah Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.
Tahun 1999, Rudy membuat gebrakan politik dengan mengumumkan bahwa warga Timor Timur, wilayah bekas jajahan Portugis yang diambil alih Indonesia pada 1975, boleh memilih antara status otonomi khusus atau merdeka. Setelah hasil jajak pendapat rakyat per 30 Agustus 1999 menunjukkan 78,5 persen warga Timor Timur memilih merdeka, maka resmilah provinsi tersebut memisahkan diri dari Indonesia.
Rudy sempat mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 1999, namun akhirnya mencabut pencalonan tersebut saat hari pencoblosan sudah sangat dekat dan paska pelantikan penggantinya Abdurrahman Wahid, dia pun mundur dari dunia politik. Namun tidak dari edukasi politik karena pada tahun 2000 dia mendirikan Habibie Center, sebuah lembaga riset politik.
Namun terlepas dari prestasi-prestasi besar yang telah dicapainya; Rudy dengan kejujuran, ketulusan, dan rendah hatinya telah menghadirkan banyak cinta baginya.
 Bukan hanya dari mendiang Hasri Ainun yang dinikahinya tahun 1962 dan kedua putra mereka, Ilham Akbar Habibie serta Thareq Kemal Habibie; namun juga seluruh warga dunia lintas benua yang pernah berkesempatan mengetahui atau menikmati kiprahnya.
Ada banyak penghargaan kehormatan kelas tertinggi yang telah dianugerahkan padanya semasa hidup. Ada rentetan panjang berita di media massa dalam maupun luar negeri dan curahan doa yang masih akan terus bersambung mengiringi kepergiannya menghadap Illahi. Terima kasih telah menjadi teladan tentang memberi manfaat bagi segenap umat manusia, Pak Bacharuddin Jusuf Habibie.
Referensi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H