Jaring pengaman tambahan lainnya adalah kesigapan orangtua membangun komunikasi dengan guru, terutama wali kelas,  seputar perkembangan anak  di sekolah; hingga begitu ada sesuatu yang ‘kurang beres’ bisa segera diantisipasi sebelum berkembang menjadi masalah besar di kemudian hari. Sempatkan pula mengamati pola perilaku teman-teman anak , terutama yang sekelas dengannya, beserta profil para pengantar mereka.Â
Perhatikan, akan terlihat perbedaan perilaku yang signifikan antar anak yang bersekolah diantar oleh orangtua dengan anak yang diantar pengasuh atau asisten rumah tangga dan itu akan berpengaruh pada cara mereka berinteraksi dengan teman-temannya, termasuk anak Anda.
Lantas amati pula respon anak Anda saat menjalani hari pertama sekolahnya dan pastikan memancing percakapan  santai dengannya soal perasaannya di hari itu plus penilaiannya terhadap teman-teman barunya.Â
Jadikan hal ini pola rutin dengan pengaturan agenda disesuaikan dengan pola hidup keluarga supaya anak tak perlu merasa harus menyembunyikan kegembiraan maupun kesusahannya hingga potensi bullying  pun dapat terjaga dalam koridor aman terkendali.
Â
Referensi
Survei ICRW 84 Anak Indonesia Alami Kekerasan di Sekolah
Ciri-ciri Anak Rawan Jadi Korban Bullying
KPAI: Kasus Bullying di Sekolah Meningkat Selama 2015