Mohon tunggu...
Sabti Yuliani
Sabti Yuliani Mohon Tunggu... -

Diam bukanlah jawaban untuk membuat perubahan, Kemenangan bukan jaminan dapat merubah keadaan. Tetapi hanya keyakinan, ketulusan dan kekuatan hati nurani yang dapat menghasilkan "Kemenangan Untuk Perubahan"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Segores Kapur dari Batu Caves "Kuala Lumpur"

20 Juni 2013   10:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:42 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit kapur batu caves adalah salah satu lokasi kuil hindu terpopuler di luar India yang dipersembahkan untuk dewa Murugan. Ia merupakan titik tumpuan Hindu semasa perayaan Thaipusam di Malaysia. Pertama kali saya menapak kedalam kawasan religius ini obyek pertama yang paling menarik perhatian saya adalah banyaknya kerumunan burung merpati terbang bebas yang berada di pelataran area tersebut.

Obyek lain yang menarik perhatian saya adalah landmark berupa patung emas dewa murugan yang tertinggi di dunia ( tingginya 42,7 meter), dan di belakangnya terlihat 272 anak tangga yang sangat curam untuk menuju gua diatas bukit kapur yang berfungsi sebagai kuil.

137169423629011701
137169423629011701

Panas matahari disiang bolong yang sangat-sangat terik dan 272 anak tangga yang harus saya lalui, Ya…. Sebagai orang yang tidak pernah menjadi komunitas pecinta alam & tidak pernah melakukan aktivitas mendaki gunung ratusan anak tangga tersebut amat sangat mengintimadasi kami. Haduhhhh…how long it took to climb the stairs as much as this? Tapi apalah artinya petualangan ini kalau sudah sampai disini tidak mencoba menaiki anak tangga tersebut.

1371696311933222812
1371696311933222812

Suara2 khas ritual kepercayaan Hindu mulai bergema dan hampir menegakkan bulu romaku sebelum kami menaiki beberapa anak tangga terakhir untuk sampai kepuncak gua Kuil Thirumugan. Sekali lagi, kami diberi kesempatan melihat masyarakat India melakukan ritual di kuil di samping para sami yang memberi restu dan doa.

Satu demi satu anak tangga berhasil kami daki, beberapa kali kami berpapasan dengan turis asing yang sukses mendaki ke atas dan kemudian turun kebawah.Baru sepertiga dari perjalanan kami sudah ngos-ngosan dan kaki begitu gemetaran dan ujung tangga masih terlihat jauh di depan mata. Tiba-tiba saya ingin membuat satu goal ditahun 2013 ini . "Sukses mendaki 272 anak tangga Batu Caves!" dan rupanya goal itu sedikit menambah semangat saya untuk meneruskan pendakian, yah paling tidak saya jadi punya alasan untuk terus berjuang, he-he-he... Ah, tak lama akhirnya perjuangan kami terbayar sudah. Setelah beberapa kali istirahat mengumpulkan napas, akhirnya kami mencapai puncak tertinggi dan dapat menikmati pemandangan dari atas yang tapi ternyata biasa saja.

Dan setibanya di atas, kami menatap bagian belakang patung Dewa Murugan dengan latar belakang pemandangan kawasan industri Gombak. Struktur gua yang maha indah dengan pemandangan stalaktait dan stalakmait di dalamnya. Begitu juga terdapat beberapa patung-patung yang membentuk ceritera yang tersendiri tentang kepercayaan Hindu memenuhi dinding2 gua. Ditambah dengan penataan cahaya lampu memberi kesan khas gua yang membangkitkan suasana seram-seram sejuk..

13716964411056969515
13716964411056969515

Tak lama diatas kamipun akhirnya turun, tidak cukup dengan itu kamipun terpaksa berhadapan dengan monyet-monyet yang sedang berkeliaran meunggu mangsa.

Sebelum turun kebawah kamipun mendapati satu jalur susur yang bertuliskan Dark Cave. Namun seperti biasa hasrat tersebut terpaksa tertunda lagi akibat mengetahui harga tiket masuk so very expensive J . lagi pula menurut saya Dark Cave adalah tempat paling bau yang pernah saya kunjungi.

1371697301864349396
1371697301864349396

1371697387765657985
1371697387765657985

Inilah akhir perjalananku di Batu Caves.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun