Bagaimana Permainan di Masa Kanak-Kanak Mempengaruhi Kepribadian Dewasa
Framrino Ar-rayyan, Fatiya Auliya muthmainah, Sabtiya
Program Studi Pendiidkan Matematika Universitas Islam Sultan Agung Indonesia.
framrinoarrayyan@gmail.com,
PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak adalah masa yang paling berharga dalam kehidupan manusia. Pada masa ini, pada masa ini anak-anak belajar dan berkembang dengan sangat cepat, baik secara fisik, emosi, maupun kognitif. Mereka menyerap informasi dan pengalaman baru seperti spons, dan setiap momen dalam masa kanak-kanak dapat membentuk dasar untuk kepribadian dan kemampuan mereka di masa depan. Salah satu aktivitas yang sangat penting dalam masa kanak-kanak adalah permainan. Permainan tidak hanya membuat anak-anak ceria dan gembira, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan kepribadian mereka di masa depan.
Permainan dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan menghargai orang lain. Permainan juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan emosi, seperti mengelola emosi, mengatasi stres, dan memahami perasaan orang lain. Selain itu, permainan juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, dan memahami konsep. Dengan demikian, permainan memiliki potensi untuk membentuk kepribadian yang seimbang dan terbentuk dengan baik.
Permainan yang sehat dan bermanfaat dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat. Anak-anak yang sering bermain dengan orang lain belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai orang lain. Mereka juga belajar untuk mengelola emosi mereka sendiri dan memahami perasaan orang lain. Dengan demikian, permainan dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain dan hidup di masyarakat.
Selain itu, permainan juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan kognitif yang diperlukan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah. Anak-anak yang sering bermain dengan orang lain belajar untuk berpikir secara kritis, memecahkan masalah, dan memahami konsep. Mereka juga belajar untuk beradaptasi dengan situasi yang berbeda dan mengembangkan keterampilan berpikir yang diperlukan untuk hidup di masyarakat.
Dalam konteks perkembangan kepribadian, permainan dapat membentuk kepribadian yang seimbang dan terbentuk dengan baik. Anak-anak yang sering bermain dengan orang lain belajar untuk menghargai orang lain, bekerja sama, dan berkomunikasi dengan baik. Mereka juga belajar untuk mengelola emosi mereka sendiri dan memahami perasaan orang lain. Dengan demikian, permainan dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain dan hidup di masyarakat.
Oleh karena itu, permainan harus diperhatikan dan didukung oleh orang tua dan pendidik. Orang tua harus memberikan waktu dan kesempatan bagi anak-anak untuk bermain dengan orang lain, dan pendidik harus menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan keterampilan sosial dan kognitif melalui permainan. Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup di masyarakat dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terbentuk dengan baik. Artikel ini akan membahas bagaimana permainan di masa kanak-kanak mempengaruhi perkembangan kepribadian di masa depan dan mengapa permainan harus diperhatikan dan didukung oleh orang tua dan pendidik.
METODE PENULISAN
Penelitian ini melakukan pendekatan tinjauan literatur, di mana melakukan tinjauan mendalam terhadap literatur yang ada, tentang Permainan pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kepribadian dewasa. Sumber yang di ambi seperti dari artikel, makalah dan jurnal penelitian yang telah di secara relevan berdasarkan relevansinya dengan topik, dan temuan mereka dianalisis dan disintesis untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara matematika dan pemikiran.
Tinjauan literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelola bahan tulisan. Tinjauan literature digunakan untuk menemukan ide, menghasilkan kebaruan dalam penelitian, mempertajam ide, dan menemukan ide yang sesuai.
Macam-Macam Bermain
Ada dua macam permainan, yakni permainan aktif dan pasif.
 Pertama, permainan aktif:
1. Bermain bebas dan spontan atau ekplorasi. Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan ekperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.
2. Drama. Dalam drama, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam media massa.
3. Bermain Musik. Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, bernyanyi, berdansa, atau memainkan alat musik.
4. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu. Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.
5. Permainan olah raga. Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.
Kedua, permainan pasif:
1. Membaca. Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anak pun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.
2. Mendengarkan radio. Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.
3.Menonton televisi. Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya.
Manfaat bermain adalah sebagai berikut:
1. Memperkuat fisik (tubuh) lewat gerakan-gerakan otot. Anak umur 4-6 tahun kadang-kadang tidak mengenal lelah. Mereka selalu gembira. Kegembiraan itu diekspresikan dengan berlari-lari, melompat, menendang bola, mendorong kursi, bermain ular-ularan, kucing-kucingan, dan sebagainya. Lewat berbagai permainan itu, otot-otot mereka tumbuh dan berkembang secara wajar.
2. Mengembangkan kepribadian, melalui sikap sportif, jujur, kerja sama dan moral. Lewat bermain anak semakin bersikap positif dan mampu berinisiatif.
3. Meningkatkan komunikasi, semakin mendekatkan hubungan antara anak dengan teman-temannya, orang tua, dan gurunya.
4. Melatih bermasyarakat. Lewat bermain anak-anak berlatih menaati aturan dan tata tertib permainan, serta melakukan hak dan kewajibannya. Bila anak melanggar aturan, ia akan dikenai sanksi/ hukuman dari teman-temannya atau akan dijauhi oleh mereka. Setiap anak tidak mau dikucilkan atau kehilangan teman bermain. Maka, ia akan mengormati dan menerima keputusan orang lain, tidak marah, tidak egois, belajar menanggung risiko, dan sebagainya.
5. Mengenal lingkungan sedini mungkin. Anak-anak menggunakan alat-alat sebagai sarana bermain. Berbagai macam benda dimanipulasi untuk memenuhi hasrat bermain mereka. Dengan demikian, banyak benda dapat dilihat, didengar, diraba, dicium, dikecap, dan dimanipulasikan. Semakin banyak benda yang mereka kenal, bertambah pesat pula perkembangan persepsi mereka.
6. Mencegah dan menyembuhkan tekanan batin. Banyak ahli ilmu jiwa yang menggunakan permainan sebagai metode terapi/pengobatan awal bagi anak yang mengalami tekanan batin. Dengan bermain, anak mendapat kesempatan yang luas untuk melampiaskan kekesalan, melupakan kekecewaan, dan mendapatkan kembali ketenangan dirinya dalam bermain, anak akan melakukan apa saja untuk membuang beban berat yang dirasakannya.
7. Merupakan sumber belajar. Lewat bermain anak bisa melatih keterampilannya, menambah pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dan hal-hal yang ada di lingkungan anak, serta memperkembangkan daya cipta.
Bermain sebagai Metode Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini
1. Bercerita. Bercerita adalah menceritakan atau membacakan cerita yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Melalui cerita daya imajinasi anak dapat ditingkatkan. Bercerita dapat disertai gambar maupun dalam bentuk lainnya seperti panggung boneka. Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita selesai. Cerita tersebut akan lebih bermanfaat juka dilaksanakan sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan anak.
2. Bernyanyi. Bernyanyi adalah kegiatan dalam melagukan pesan-pesan yang mengandung unsur pendidikan. Dengan bernyanyi anak dapat terbawa kepada situasi emosional seperti sedih dan gembira. Bernyanyi juga dapat menumbuhkan rasa estetika.
3. Ber Darmawisata. Darmawisata adalah kunjungan secara langsung ke obyek-objek yang sesuai dengan bahan kegiatan yang sedang dibahas di lingkungan kehidupan anak. Kegiatan tersebut dilakukan di luar ruangan terutama untuk melihat, mendengar, merasakan, mengalami langsung berbagai keadaan atau peristiwa di lingkungannya. Hal ini dapat diwujudkan antara lain melalui darmawisata ke pasar, sawah, pantai, kebun, dan lainnya.
4. Bermain Peran. Bermain peran adalah permainan yang dilakukan untuk memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, dan peran-peran tertentu sekitar anak. bermain peran merupakan kegiatan menirukan perbuatan orang lain di sekitarnya. Dengan bermain peran, kebiasaan dan kesukaan anak untuk meniru akan tersalurkan serta dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan.
5. Peragaan/Demonstrasi. Peragaan/demonstrasi adalah kegiatan dimana tenaga pendidik/tutor memberikan contoh terlebih dahulu, kemudian ditirukan anak-anak. Peragaan/demonstrasi ini sesuai untuk melatih keterampilan dan cara-cara yang memerlukan contoh yang benar.
6. Pemberian Tugas. Pemberian tugas merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan sehingga anak dapat mengalami secara nyata dan melaksanakan tugas secara tuntas. Tugas dapat diberikan secara berkelompok ataupun individual.
7. Latihan. Latihan adalah kegiatan melatih anak untuk menguasai khususnya kemampuan psikomotorik yang menuntut koordinasi antara otot-otot mata dan otak. Latihan diberikan sesuai dengan langkah-langkah secara berurutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN