Kita semua pasti pernah merasakan perjalanan ke suatu tempat, entah itu liburan atau hanya pergi ke rumah teman. Sering kali dalam perjalanan kita merasa tidak akan pernah sampai di tempat tujuan bukan? Sedangkan saat perjalanan pulang kita merasa sebaliknya, padahal kondisi lalu lintas dan rute yang kita lewati sama.
Mengapa hal demikian bisa terjadi? Nyatanya yang kita rasakan benar adanya. Para peneliti menyebut fenomena ini “Return Trip Effect”.
Sebuah artikel yang ditulis oleh psikolog David Ludden mengatakan bahwa Return Trip Effect berkaitan dengan pengalaman subjektif tentang waktu. Pada tingkat psikologis, persepsi kita tentang waktu menjadi bias, dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar dan suasana hati.
Pada dasarnya terdapat dua alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi, apa saja itu? mari kita bahas lebih lanjut.
Rasa Familiar
Faktanya, perjalan pulang terasa lebih cepat dari perjalanan pergi hanya ada di dalam otak kita. Dalam perjalanan pergi ke tempat baru biasanya kita belum mengetahui rutenya, dan otak kita cenderung lebih fokus untuk mencerna jalan dan objek sekitar yang kita temui.
Ketidakpastian pada perjalanan pergi mungkin membuat otak kita mengingat sebagai perjalanan yang panjang. Sebaliknya, perjalanan pulang akan diingat sebagai perjalanan singkat karena lebih familiar.
Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa Return Trip Effect dapat sering terjadi di tempat yang baru pertama kali kita kunjungi. Sedangkan, tempat atau rute yang sudah sering kita lalui fenomena ini akan lebih jarang terjadi.
Tidak lagi berekpektasi pada perjalanan pulang
Alasan lainnya adalah tidak ada lagi ekspektasi dalam perjalanan pulang. Studi yang dilakukan psikolog Niels van de Ven dari Tilburg University di Belanda menemukan adanya Violation of Expectation atau pelanggaran harapan dalam perjalanan.
Pelanggaran harapan yang di maksud adalah mungkin saja orang memiliki ekspetasi target waktu dalam perjalanan pergi yang singkat namun hancur oleh hal-hal di luar kemampuan.
Seringkali kita melalui banyak hal yang membuat kita gelisah, seperti kemacetan, perubahan rute dan masih banyak lagi. Perasaan cemas ini memaksa kita untuk selalu mengecek target waktu dan menimbulkan efek psikologis bahwa perjalanan terasa lebih panjang.