Mohon tunggu...
Sabrina Shellby
Sabrina Shellby Mohon Tunggu... -

menyimak kehidupan lewat tulisan... @_@

Selanjutnya

Tutup

Puisi

#Kelam#

6 Desember 2010   18:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:57 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_78868" align="aligncenter" width="375" caption="**GOOGLE**"][/caption]

Tergesa-gesa Joni berlari dalam gelap. Sesuatu membuntutinya. Sangat dekat. Tak terjangkau mata pandangnya. Semakin mendekat. Nafasnya semakin memburu. Peluh membanjiri sekujur tubuhnya. Tak kuat lagi kakinya berlari. Ia tersudut di ujung gang pasar tempat ia biasa mangkal. Sekelebat bayang itu tiba tiba mengayunkan sesuatu padanya.

* Buk! Buk! Buk! Hantaman keras bertubi tubi mendarat di tubuh dan kepalanya dari belakang. Si preman pasar yang biasanya sangar buas itu  jatuh tersungkur tanpa perlawanan. Tanpa suara. Tertelungkup. Bersimbah darah. Bahkan tak sempat melihat wajah orang yang mengambil nyawanya secara brutal. * Di belakangnya. Seraut wajah dingin. sorot mata nyalang kelam. Masih memegang sebuah balok berlumuran darah. Wira, lelaki yang masih kanak kanak. 12 tahun saja  usianya tapi dendamnya sungguh telah tua. Matanya kerap menyaksikan sang bunda yang PSK di setubuhi, di tendangi, di ludahi bak benda mati hampir di setiap malam kelam.

*****

*belajar FF...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun