Mohon tunggu...
Sabrina Syahadat
Sabrina Syahadat Mohon Tunggu... -

karena A=N

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Just Stay Close

20 Januari 2010   11:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:22 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rusak sudah orang-orang yang peduli padamu. Kamu yang melakukannya, bukan? Tapi mereka masih di sana. Di tempat yang kau singgahi tanpa perlu mengucap terima kasih, sebuah kesederhanaan sarat kasih yang kau gunakan untuk tidur, sebuah ruang tempat kau pulang. Pergi kemana dunia sadarmu? Kau jatuhkan dimana logikamu?

Mungkin kamu jenuh, tapi mereka tidak. Aku juga tidak.

Masih ada sedikit nyawa disini,
yang sengaja 'kusisakan,
bersama satu-dua nafas, detak nadi yang nyaris berhenti,
dan tetes-tetes peluh, darah, dan airmata yang hampir habis,
agar aku bisa meminta hatiku dan jiwaku serta suaraku,
untuk membisikkan kepada dunia tanpa melewati celah-celah terkecilpun,
tentang betapa aku mencintaimu.

__________

Kamu yang memintaku untuk tidak pergi, bukan? Kini malah kau meninggalkan aku di sudut, dengan seplastik alkohol, dan kamu pergi bersamanya. Dear, she looks so delicious, but she's rotten! Tolong sadari itu. Kamu belum cukup gila untuk bermesraan dengannya. Ada aku, ada mereka, ada kami, yang lebih pantas kau kasihi.

Kalau saja aku bisa membunuh dia, akan 'kulakukan. But she's already dead since she was born. So, what should I do? Mungkinkah aku membunuh benda mati?

__________

Mereka menunggumu dengan kesabaran yang tak dipaksakan. Mereka tidak mau kehilangan kamu.

Love burned at night, in the deaths or dreams when the eyelids of the world closed.

Cinta mereka kau bakar dengan mimpi tentang kematianmu yang belum juga kau sadari.

Kami bisa menyediakanmu puluhan juta manis, bahkan di saat delapan puluh persen tubuh kami adalah kekecewaan terhadapmu. Kami memang tak mampu menenangkanmu secepat yang dia lakukan, tapi kami menenangkanmu secara permanen bukan hanya sehari saja seperti yang dia bisa!

Bisakah kau belajar mencintaimu dirimu sendiri? Aku tau betapa terpuruknya kau kini. Maka, normal bagiku ketika kau lagi-lagi mencari dia yang memang kau mau. Tapi 'kumohon, lihatlah, Tuhan telah menyediakan kami, sesuatu yang kau butuhkan sesungguhnya.

Matamu kian tuli!!! Kamu cuma menangisi nasib burukmu, tidak tersenyum pada takdir baikmu. Kekurangankah kami untukmu? Coba sebutkan, jelaskan! Atau kamu merasa sendiri? Oh c'mon.. you're not walking alone! Kami masih tetap di sampingmu.

__________

Aku mengikutimu. Sama seperti dia, I try to be around you in everyway.

What's her secret that lets you be conquered by her?
Aku ingin belajar darinya supaya kamu bisa belajar mencari aku ketika sakit mencengkerammu. Holy shit! Diakah Tuhan? Atau iblis?

Dalam penat, aku menyulam cahaya. Menjadikannya nyata agar kamu bisa kembali kesini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun