CHARLIE?? Apa sih itu Charlie? Seperti nama seorang entertainer saja. Bukan, bukan Charlie yang suka bernyanyi, tetapi Charlie yang satu ini kecil dan diam-diam menghanyutkan. Kalau di luar negeri seperti di negara tetangga kita, orang-orang menyebut si mungil ini dengan sebutan Charlie. Namanya cool, tapi toksinnya ganas poll. Kalau di Indonesia hewan ini biasa disebut Tomcat. Iya, orang Indonesia beberapa tahun silam pernah geger dengan hewan yang baru terdengar saat jamannya ia bersinar ini.
Tomcat juga bisa dikatakan semut kayap atau semut semai (Paederus littoralis). Sepintas Charlie terlihat seperti kalajengking namun sebenarnya Charlie ini termasuk keluarga besar kumbang. Warnanya yang ganas (merah hitam) membuatnya tampak semakin ganas. Namun jika diukur, tubuh hewan mungil ini tidak mencapai 1 cm, bisa dibayangkan sekecil apa hewan beracun ini. Daripada membayangkan, bisa dilihat gambarnya langsung seperti gambar dibawah.
Saat masa-masa si Charlie mungil ini berjaya dan berhasil membuat geger dunia kesehatan di Indonesia, dan sempat meneror masyarakat, masyarakat mulai lebih mewaspadai dan berhati-hati akan bahayanya hewan mungil ini. Pada umumnya ukuran makhluk hidup sangat bervariasi ada yang berukuran besar, sedang serta ada yang berukuran kecil mungil. Ukurannya yang kecil tidak bisa dianggap sepele dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahaya yang disebabkan hewan tidak ditentukan dari ukuran dan penampilan yang menarik, namun bahayanya dapat ditentukan dengan seberapa toksiknya zat yang dihasilkan oleh makhluk tersebut. Seperti halnya kalimat yang satu ini “don’t judge a book by its cover”. Iya, kalimat tersebut benar adanya.
Charlie merupakan keluarga kumbang-kumbangan yang tidak menggigit ataupun menyengat. Ia akan mengeluarkan suatu cairan berupa toksin automatically,saat bersentuhan dengan sesuatu. Bukan hanya pada manusia, si Charlie jahat ini juga menyerang benda-benda yang sempat disentuh olehnya seperti handuk, sprei, dan lain-lain. Cairan yang dikeluarkan Charlie merupakan cairan yang 12 kali lebih kuat dibanding bisa ular cobra. DAHSYATTTTnya makhluk kecil satu ini! untungnya racunnya tidak mudah menyebar ke seluruh tubuh dan hanya menyerang permukaan kulit saja, tidak seperti racun ular cobra yang mudah menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Cairan hemolimf atau toksin ini biasa disebut dengan “Aederin”(C24H43O9N).
Diawal sudah dikatakan bahwa Charlie hewan mungil yang diam-diam menganyutkan. Mengapa di katakan begitu? Charlie bisa menyerang saat kita tertidur atau baring, strategi yang cukup untuk melawan musuh. Saat sudah “disentuh” oleh hewan ini, timbul berbagai gejala pada kulit seperti kulit menjadi kemerahan, ruam merah, iritasi kulit, rasa terbakar pada kulit, hingga kulit bisa melepuh. Bisa dilihat contoh kulit yang sudah “disentuh” sama si Charlie ini.
Namun jangan khawatir jika sudah terkena Charlie, sebab jika panik kita bisa melakukan kesalahan dalam pencegahan. Kalau sudah terkena Charlie, jangan di matikan tetapi ditiup saja hingga jatuh dari kulit kita, sebab kalau ia dimatikan dengan cara ditekan, akan menyebabkan cairannya keluar dan menyebar di kulit, jangan menggaruk bagian gatalnya, menggunakan sabun, bisa juga menggunakan tanaman herbal seperti rimpang Bengle dan daun sirih. Itu jika menggunakan terapi non-farmakologik.
Namun secara terapi farmakologik, bisa digunakan salep untuk mengurangi rasa sakit akibat Charlie mungil ini. Salep-salep yang dapat digunakan yaitu seperti Betametasone, Acyclovir 5 %, Hydrocorisone 1%, Antibiotik Neomycin Sulfat. Para farmasis tentunya selalu berusaha keras memberi dan melayani pasien untuk mendapatkan pengobatan maksimal. Kita sebagai makhluk yang diberi akal dan pikiran sudah bisa menjaga diri dari bahaya-bahaya yang bisa merusak bagian tubuh kita. Jaga diri kita sebelum diri kita disentuh oleh kejamnya toksin Charlie. Semoga informasi diatas bisa bermanfaat bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H