Mohon tunggu...
Sabrina Resky Pratiwi
Sabrina Resky Pratiwi Mohon Tunggu... -

Farmasi Unhas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Zika, Awal Generasi Alien

18 Oktober 2016   09:05 Diperbarui: 18 Oktober 2016   09:13 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecillll...namun kalau masalah penyebab kasus kematian didunia dia jagonya. Apa itu ? ya dia adalah ZIKA. Akhir-akhir ini kata “ZIKA” tidak asing terdengar di telinga masyarakat. Pada umumnya ukuran makhluk hidup sangat bervariasi ada yang berukuran besar, sedang serta ada yang berukuran kecil mungil. Ukurannya yang kecil tidak bisa dianggap sepele dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Virus zika merupakan salah satu virus dari jenis Flavivirus. Zika ini memiliki kesamaan dengan virus dengue yang berasal dari kelompok arbovirus. Banyak penyakit yang disebabkan oleh makhluk hidup, khususnya pada hewan dimana hewan dapat mengeluarkan zat berbahaya yang berdampak negatif terhadap tubuh manusia seperti memberikan sakit dan bahkan bisa membunuh baik membunuh secara langsung maupun secara tidak langsung.

Virus zika ditularkan melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang menjadi vektor zika adalah Aedes aegypti. Bahaya yang disebabkan hewan tidak ditentukan dari ukuran dan penampilan yang menarik, namun bahayanya dapat ditentukan dengan seberapa toksiknya zat yang dihasilkan oleh makhluk tersebut. Seperti halnya kalimat yang satu ini “don’t judge a book by it’s cover” . Kecil bukan berati tidak toksik dan sebaliknya besar tak berarti toksik salah satunya pada hewan mungil ini.

Dampak yang ditimbulkan dari zika tidak separah dengue, namun masalah yang paling mendominasi pada virus zika adalah virus ini bisa ditularkan oleh ibu hamil kepada janinnya selama masa kehamilan dan rentan melahirkan bayi dengan kondisi mikrosefalia. Batasan mikrosefalia adalah ukuran lingkar kepala bayi kurang dari tiga standar deviasi dari rata-rata berdasarkan umur dan jenis kelamin bayi. Kelainan yang menonjol adalah penurunan kognisi atau kecerdasan dan kelemahan seluruh otot tubuh. Akibatnya, anggota gerak akan lumpuh, kaku, dan sulit digerakkan. Hal ini yang sangat ditakuti dan harus diwaspadai sebab dapat merusak generasi. Sungguh disayangkan jika generasi-generasi penerus yang ada dibumi terjangkit virus zika. Dampaknya tidak se-ringan dan se-mudah membalikkan telapak tangan.­­

Secara sepintas jika dilihat gambar diatas, bayi lucu tak berdosa tersebut nampak seperti alien. Dapat dibayangkan jika generasi di planet kita hampir sama dengan makhluk di planet lain. Sungguh luar biasa makhluk sekecil nyamuk bisa berdampak separah itu pada otak sang bayi. Ya, Nyamuk!!! (Lagi dan Lagi) kata ini tidak asing lagi ditelinga kita. Siapasih yang tidak kenal dan tidak tau nyamuk? Makhluk mungil bersayap yang bisa dengan mudahnya mematikan manusia. Semua orang tentunya telah merasakan gigitannya. Nyamuk sangat banyak jenisnya dan dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda pula. Dengan gigitan dari makhluk ukuran kecil mungil ini dapat menyebabkan dampak yang sangat berbahaya.

Nyamuk merupakan makhluk kecil mungil yang berbahaya didunia. Pada nyamuk jenis tertentu telah menyebabkan 100-300 juta kasus yang terjadi setiap tahunnya, yang menyebabkan satu hingga dua juta manusia meninggal. Salah satu contoh jenis nyamuk yang paling berbahaya Aedes aegypti yang menjadi perantara virus Zika.

Zika saat ini sudah mewabah dipenjuru dunia, namun patut disyukuri negara kita Indonesia tercatat hanya terjadi 5 kasus sejak tahun 1981 hingga 2016. Pengobatan Zika sampai saat ini belum ditemukan. Oleh karena itu, upaya yang bisa dilakukan adalah berupa pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, obat pereda rasa sakit untuk meredakan sakit kepala dan demam serta istirahat yang cukup. Penggunaan aspirin serta obat anti peradangan nonsteroid lainnya tidak direkomendasikan sebelum kemungkinan pasien terkena dengue dapat dihilangkan.

Pencegahan penyakit ini tentunya mencegah gigitan dari nyamuk. Selain itu, menggunakan kelambu pada saat tidur, menggunakan baju dan celana yang berlengan panjang dan sebagainya. Saat ini, farmasis berusaha keras untuk mendapatkan pengobatan yang optimal dalam mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus melalui gigitan nyamuk tersebut. Walaupun sampai saat ini belum ditemukan namun dengan perkembangan informasi dan teknologi  akan membantu para peneliti untuk menemukannya.

Semangat untuk Fasmasis Muda Generasi Emas Masa Depan, Jangan Menyerah dan Putus Asa karena sesungguhnya “Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya” dan “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah SWT”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun