Mohon tunggu...
SABRINA NANDA PUTRI
SABRINA NANDA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa FISIP UHAMKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Berkomunikasi dengan Simpatik dan Empatik bagi Seorang PR

20 Januari 2023   22:57 Diperbarui: 20 Januari 2023   23:26 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Komunikasi tidak semata-mata hanya tentang berbicara antara dua orang atau lebih guna bertukar informasi. Komunikasi dilakukan agar interaksi terjalin, dan interaksi harus berjalan baik agar hidup manusia berjalan baik pula. Interaksi sangat diperlukan karena hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai jiwa bergantung pada orang lain sangat tinggi. Sebab sebagai makhluk sosial, melalui komunikasi manusia dapat memperoleh apa yang dibutuhkan, baik kebutuhan primer maupun sekunder.

Komunikasi sebagai salah satu media dalam berinteraksi tidak hanya menjadi perantara bahasa melainkan juga gagasan dan perasaan serta emosi. Melalui komunikasi yang disampaikan dengan baik, tujuan yang baik akan didapatkan. Dengan itu, strategi komunikasi yang baik harus di terapkan agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif, misalnya dengan menggunakan pilihan kata yang santun, ungkapan yang tepat, dan struktur kalimat yang baik. Agar tidak adanya kesalahan dalam mengartikan tujuan dan maksud dari komunikasi yang dilakukan.

Oleh karena itu, seorang PR harus bisa berkomunikasi dengan bahasa yang baik, santun, dan teratur. Sebab seorang PR bertugas untuk menjaga dan menciptakan citra publik yang baik serta seorang PR juga merupakan cerminan utama sebuah organisasi, instansi hingga perusahaan pada masyarakat luas ataupun klien. Dengan berbahasa yang baik dan santun, masyarakat luas ataupun klien dapat memandang baik organisasi, instansi dan juga perusahaan tersebut.

Sudah menjadi tantangan bagi seorang PR, untuk dapat memberi informasi hingga jawaban atas permasalahan yang menenangkan dari sudut pandang klien. Dengan ini, komunikasi simpatik dan empatik diperlukan agar terjalinnya hubungan emosi diantara seorang PR dan klien.

Mengapa simpatik? Sebab simpatik yakni, bersifat simpati. Simpati sendiri adalah salah satu proses tertariknya seseorang pada orang lain sehingga orang tersebut dapat merasakan apa yang dialami dan diderita orang lain. Pada komunikasi simpatik seorang komunikan harus bisa memposisikan diri sebagai pendengar yang seolah-olah ikut merasakan apa yang dialami oleh komunikator.

Mengapa empatik? Sebab empatik yakni, bersifat empati. Empati sendiri hampir sama dengan simpati, namun empati lebih dari perasaan "seolah-olah mengalami" apa yang diderita tetapi juga diikuti perasaan yang lebih mendalam, "seolah-olah kita ikut merasakan" penderitaan yang sama. Seperti, saat kehilangan keluarga, kita ikut merasakan kehilangan juga. Pada komunikasi empatik, komunikan juga ikut merasakan dan memposisikan apa yang dialami oleh komunikator dari sudut pandang komunikator.

Agar komunikasi simpatik dan empatik tercipta, maka komunikator harus memperhatikan:
1. Sudut pandang komunikan.
2. Sikap sabar untuk tidak memotong pembicaraan komunikan.
3. Bersikap tenang, meskipun ada emosi yang kuat.
4. Sikap penuh pengertian.

Melihat makna komunikasi simpatik dan empatik diatas, seorang PR wajib memiliki kemampuan komunikasi tersebut, sebab itu akan menjadi softskill yang dibutuhkan seorang PR dalam menjalankan perannya untuk berkomunikasi dengan klien karena dengan adanya simpati dan empati dapat membangun hubungan emosional yang dapat meningkatkan citra organisasi, instansi atau perusahaan.

Sikap simpati dan empati yang baik dari seorang PR, sangat bisa membuat hubungan yang baik dengan publik, dan seorang PR dapat merencanakan strategi komunikasi saat tau kondisi yang terjadi sesuai dengan kebutuhan klien. Simpati dan empati juga membantu PR dalam memutuskan tema komunikasi yang relevan pada program atau kampanye yang akan dijalankan.

Seorang PR yang memiliki kemampuam komunikasi simpatik dan empatik yang baik akan mampu meningkatkan kredibilitas dan profesional dirinya dalam menjalankan perannya sebagai PR. Dengan sikap simpatik dan empatik, PR akan dapat memahami kemauan audiens sesulit apapun keadaanya dan mampu menciptakan komunikasi yang mengandung daya tarik yang didukung dengan konten yang humanis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun