Ikatan kimia adalah dasar dari semua materi yang ada di alam semesta ini. Konsep ini menjelaskan bagaimana atom-atom berinteraksi satu sama lain untuk membentuk molekul yang beragam. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa teori dan konsep penting dalam ikatan kimia dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
Teori Lewis dan Muatan Formal
Teori Lewis, yang dikemukakan oleh ahli kimia Amerika, Gilbert N. Lewis, pada awal abad ke-20, menggambarkan cara atom berikatan dengan berbagi pasangan elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia. Konsep utama dalam teori ini adalah pasangan elektron yang tidak berikatan dan pasangan elektron yang berikatan.
Muatan Formal adalah cara untuk menentukan distribusi elektron dalam molekul. Muatan formal suatu atom dalam molekul dapat dihitung dengan rumus:
Muatan Formal=(jumlah elektron valensi atom bebas)−(jumlah elektron valensi yang digunakan dalam ikatan dan pasangan elektron)\text{Muatan Formal} = (\text{jumlah elektron valensi atom bebas}) - (\text{jumlah elektron valensi yang digunakan dalam ikatan dan pasangan elektron})Muatan Formal=(jumlah elektron valensi atom bebas)−(jumlah elektron valensi yang digunakan dalam ikatan dan pasangan elektron)
Contoh, dalam molekul CO2, oksigen di sekitar atom karbon memiliki muatan formal sebesar +2+2+2 dan muatan formal oksigen pada atom yang lain sebesar −1-1−1.
Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion)
Teori VSEPR menjelaskan geometri molekul berdasarkan prinsip bahwa pasangan elektron di sekitar atom cenderung mengatur diri sedemikian rupa sehingga jaraknya maksimal. Ini mengurangi repulsi antara pasangan elektron dan menentukan bentuk molekul. Contoh, molekul NH3 memiliki bentuk piramida trigonal dengan sudut 107° antara ikatan nitrogen-hidrogen.
Hibridisasi dan Teori Ikatan Valensi
Hibridisasi adalah proses di mana orbital atom berubah menjadi orbital hibrida baru yang lebih stabil untuk membentuk ikatan kimia. Contoh paling umum adalah hibridisasi sp3 pada atom karbon dalam molekul metana (CH4), di mana satu orbital s dan tiga orbital p bergabung membentuk empat orbital hibrida sp3.
Teori Ikatan Valensi menggambarkan bagaimana atom berikatan satu sama lain dengan berbagi elektron (ikatan kovalen) atau dengan mentransfer elektron untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia (ikatan ionik).
Rumus Mengerjakan Soal Ikatan Kimia
Untuk memahami dan mengerjakan soal-soal ikatan kimia, berikut adalah beberapa langkah dan rumus yang berguna:
- Muatan Formal:
- Hitung jumlah elektron valensi (elektron di lapisan terluar).
- Tentukan elektron yang digunakan dalam ikatan dan pasangan elektron.
- Gunakan rumus muatan formal untuk setiap atom dalam molekul.
Contoh: Dalam molekul CO2,
- Karbon memiliki 4 elektron valensi.
- Oksigen di sekitar karbon berikatan ganda memiliki 6 elektron, sehingga memiliki muatan formal +2+2+2.
- Oksigen di sebelahnya, dengan ikatan tunggal, memiliki 5 elektron, sehingga memiliki muatan formal −1-1−1.
   2. Teori VSEPR:
- Tentukan jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat.
- Gunakan tabel atau aturan geometri VSEPR untuk menentukan bentuk molekul.
Contoh: Molekul NH3 memiliki tiga pasangan elektron (tiga ikatan hidrogen dan satu pasangan tidak berikat) di sekitar nitrogen. Geometri molekul NH3 adalah piramida trigonal dengan sudut ikatan sekitar 107°.
- Hibridisasi:
- Identifikasi atom pusat dalam molekul.
- Tentukan jenis hibridisasi berdasarkan jumlah ikatan dan pasangan elektron di sekitar atom pusat.
Contoh: Dalam molekul metana (CH4), atom karbon mengalami hibridisasi sp3 karena terdapat empat ikatan tunggal dengan hidrogen.
- Teori Ikatan Valensi:
- Pahami konsep ikatan kovalen dan ikatan ionik.
- Kenali kapan suatu molekul memiliki ikatan kovalen polar atau nonpolar.
Contoh: Molekul HCl memiliki ikatan kovalen polar karena perbedaan elektronegativitas antara hidrogen dan klorin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H