Neurosains adalah ilmu yang mempelajari sistem saraf manusia, terutama neuron atau sel saraf, termasuk di dalamnya mempelajari fungsi setiap bagian otak dan saraf belakang, hingga persepsi dan ingatan seseorang. Dengan kata lain fokus utama dalam ilmu neurosains adalah pada studi saintifik terhadap sistem saraf. Namun, pada dasarnya neurosains mengkaji otak manusia itu sendiri, karena otak adalah pusat kontrol dari segala perilaku manusia. Hal itu juga lah yang membuat tujuan utama dari ilmu neurosains adalah untuk mempelajari dasar-dasar biologis dari setiap perilaku manusia, karena dalam ilmu neurosains dipercaya bahwa perilaku manusia, dapat dijelaskan dari sudut pandang aktivitas yang terjadi didalam otak.
      Banyak hal yang dapat dianalisa melalui ilmu neurosains ini, termasuk gangguan atau penyakit yang umum terjadi di dalam masyarakat dewasa ini seperti salah satunya adalah stroke. Stroke merupakan penyebab utama kecacaran dan penyebab ketiga kematian di dunia. Di Indonesia sendiri terdapat peningkatan kasus stroke, baik dalam hal kematiqan, angka kejadian, maupun penyebab kecacatan. Riset lain menunjukkan bahwa setiap tahunnya stroke menyerang sekitar 15 orang di seluruh dunia. Selain itu, penderita stroke tidak hanya merasakan perubahan dalam biologisnya, namun juga perubahan secara psikis. Kebanyakan penderita stroke akan merasa stress saat mengalami stroke, bahkan pasca mengalami stroke.
      Penyakit stroke dan stress yang terjadi merupakan dua hal yang dapat dianalisis melalui ilmu neurosains, atau lebih tepatnya dalam ilmu biopsikologi. Dalam ilmu biopsikologi, stroke dikatakan sebagai sebuah kejadian serebrovaskular mendadak yang menyebabkan kerusakan otak. Serebrovaskular sendiri adalah permasalahan pembuluh darah yang terjadi di bagian otak yang disebabkan oleh penyumbatan maupun pecahnya pembuluh darah. Stroke sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
      Stroke iskemik dapat terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Sedangkan stroke hemoragik dapat terjadi Ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi kondisi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan menggunakan pengencer darah.
      Selain itu, penderita stroke juga biasanya mengalami masalah pada gerak motoric mereka, dimana seringkali penderita stroke kesulitan menggerakan beberapa bagian tubuh mereka akibat sendi yang kaku. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan motoric penderita stroke adalah dengan melakukan rehabilitasi stroke, dimana fokus utamanya adalah untuk memberikan fisioterapi yang bertujuan untuk memperbaiki permasalahan gerak yang terkait dengan fungsional pada kondisi stroke. Selain itu perangsangan melalui indra pendengaran juga menjadi salah satu upaya yang dapat diterapkan bagi penderita stroke agar dapat memberikan efek relaksasi.
      Pengobatan stroke dapat dilakukan melalui pemberian obat-obatan maupun dalam bentuk terapi, hingga operasi di bagian otak. Hal demikian sudah sangat wajar di saat ini, dimana teknologi dalam dunia kesehatan sudah sangat maju sehingga memungkinkan terjadinya berbagai jenis pengobatan hingga adanya berbagai jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit stroke ini. Namun menariknya, selain melalui pengobatan secara medis, pengobatan stroke juga dapat dilihat dari sudut pandang agama Islam. Dalam salah satu penelitian yang pernah dilakukan, didapati hasil dimana seorang penderita stroke mendengarkan lantunan ayat-ayat kursi Al-Qur'an yang dibacakan 10 ayat per hari, dan hasilnya terlihat dengan adanya perubahan secara menyeluruh pada fisiologis tubuhnya.
      Hal ini diproses pada basis aktivasi korteks sensori dengan aktivitas sekunder dalam neokorteks dan beruntun ke dalam sistem limbuk, hipotalamus, dan sistem saraf otonom. Saraf sarinal kedelapan dan kesepuluh membawa implus suatu melayu telinga, dan berpengaruh pada kecepatan denyut jantung, respirasi dan bicara, membawa implus sensorik motorik, dan diafragma. Selain itu juga masih dalam penelitian yang sama, melalui terapi murattal yang ternyata dapat bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan dari luar, yang dalam hal ini adalah terapi music dan Al-Qur'an, maka otak akan memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan ke dalam reseptor-reseptor mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa kenikmatan atau kenyamanan, dimana hal ini berperan penting untuk merileksasi penderita stroke.
Referensi
Dewa, C. T., Fitri, N. W., & Soviya, O. (2018). Neurosains dalam Pembelajaran Agama Islam. TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam , 259-280.
Nurjanah, A. F., Hakim, H. S., Aljalil, M. T., & Nariska, N. (2018). Konsel 'Aql dalam Al-Qur'an dan Neurosains. Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam , 276-293.
Sulianti, A., & Sahroni, D. (2017). Terapi Biopsikologi di Rumah untuk Meningkatkan Kekuatan Motorik Pasca Stroke Ulangan. Jurnal Biodjati , 126-137.